Mohon tunggu...
Jantje Laimeheriwa
Jantje Laimeheriwa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jantje Laimeheriwa

Jadilah orang yang berempati

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mulai Berpikir Tidak Waras karena Tiupan Angin 024

19 Oktober 2021   08:47 Diperbarui: 7 Februari 2022   16:07 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Dokumen Pribadi

Perhelatan Politik Nasional yang akan berlangsung tahun 2024,  merupakan mekanisme politik 5 tahunan untuk pergantian kepemimpinan nasional masih 3 tahun lagi kedepan. 

Walaupun masih lama waktunya akan tetapi tiupan angin dan desiran ombaknya 024 sudah mulai membuat orang gerah, gelisah, pusing, membuat sikap, tutur kata dan tindakan sudah diluar nalar sehat. 

Jika di cermati mereka yang berpikir diluar nalar sehat, itulah mereka yang berpikir kepentingan pribadi, kelompok dan golongan. Hanya karena Napsu kekuasaan, menutup mata terhadap kinerja Presiden Joko Widodo yang luar biasa, Dunia bisa memuji dan mengapresiasi kinerja Jokowi tetapi sesama kita kok tidak mengakui ? kalian kerjanya selalu mencela, menjatuhkan , kalian  manusia indonesia ataukah bukan ? Dasar haus kekuasaan, dasar birahi/napsu kekuasaan untuk kepentingan pribadi dan kelompok saja.

Jika anda seorang tokoh nasional, tokoh politik, profesional, tokoh intelektual jangan hanya teriak Jokowi gagal atau tidak berhasil.  Berikan masukan dan solusinya , demi bangsamu demi negaramu juga ? atau anda tidak merasa memiliki bangsa ini ?

Masyarakat sudah cerdas, sudah pintar tidak termakan  lagi dengan isue yang sudah basi.  Sadarlah dan jujur saja akui Presiden Joko Widodo memang beliau luar biasa, dunia luar juga akui beberapa kebijakan Presiden. 

Lebih baik stop dengan narasi narasi yang tidak membangun ? dari pada kalian sakit sendiri ? sebaiknya jaga kesehatanlah !

Di awal saya katakan Tiupan Angin 024 sudah mulai berpengaruh terhadap tensi politik nasional, ya setuju setuju saja sejauh itu dalam batas batas koridor dan etika yang berlaku dan lebih dari itu harus dalam refleksi hidup sebagai orang orang timur. 

Etika, koridor hukum, budaya ketimuran kita seakan hilang hanya karena kepentingan pribadi/golongan dan hanya karena napsu kekuasaan. 

Mencermati  situasi tersebut akhir akhir ini dimana  sudah rame di medsos seakan akan tidak ada nalar sehat lagi bagi bbrp orang diantaranya : 

1. Mengembangkan isue rasisme yang mengganggu persatuan dan kesatuan, padahal tidak ada hujan tidak ada panas ? orang ini perlu di periksa kesehatan jiwanya

2. Menuding pembantaian, perampokan juga tidak berdasar. Orang ini sakit jiwa

3. Meminta bubarkan Densus 88 Anti Teror. Orang ini juga perlu diperiksa kesehatan jiwanya. Dia turut melahirkan undang  undangnya, kenapa hari ini dia teriak bubarkan? . Dia miliki dan mencintai RI ataukah tidak ?

4. Beredar di medsos juga katanya nanti  ada Skenario Gelap  : kata SBY. Apa artinya skenario gelap ? ini sebuah sebaran rasa ketakutan bagi masyarakat, bangsa dan negara.

5. Ada lagi sebaran rasa ketakutan " Ada bahaya lebih besar sesudah Pandemi covid19"  kata JK. Baya apa yang di maksud JK? tidak jelas!

6. Partai Demokrat masih ribut, belum selesai dengan segala eksesnya.

7. Kandidat Capres 024 mulai hangat dan ramai. Sudah masuk dalam arena pertarungan. Masing masing individu dan partai sudah mulai lakukan kalkulasi kalkulasi politiknya.

8. Pokoknya semua orang sudah mulai diskusi 024 di berbagai sudut dan ruang publik. Orang Indonesia memang  soal analisa politik dan lainnya luar biasa, walaupun setengah setengah.

Mereka lupa Bangsa ini masih dalam pergumulan Pandemi Covid19 dan Ekonomi masyarakat. Bantulah Bapak Presiden untuk atasi masalah bangsa ini.

Jempol buat Bapak Presiden karena sangat tidak berpengaruh dengan situasi yang terjadi akhir akhir ini. Kebijakan dan program tetap berjalan sesuai dengan yang telah di jadwalkan. Maju terus Bapak Presiden, masyarakat dibelakang dan mendukung Bapak.

Dunia akui Presiden RI Joko Widodo  tetapi kenapa ada sebagian orang Indonesia tidak akui? Sadarlah .... jika tidak sadar ya sakit sendiri !

Sebuah catatan dan pikiran sederhana dari saya di kampung yang ikut mencermati situasi politik nasional, regional maupun lokal. 

Jayapura, 19 Oktober 2021

Jantje Laimeheriwa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun