Pengendara motor sering melawan arus di jalan raya DKI Jakarta, apakah hal ini disebabkan sepeda motor sudah semakin banyak jumlahnya?.. ataukah memang tidak Patuhnya pengendara motor?.. Pertanyaan ini timbul, karena belakangan ini pengendara motor sering melawan arus di jalan raya. Tidak ada kepedulian pengendara motor terhadap keselamatan jiwanya, akibat melawan arus di jalan raya. Kadang kita sangat miris dan kesal terhadap kelakuan pengendara motor yang melawan arus tersebut.
Sebut saja pengendara motor, apabila menjelang sore hari di jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, banyak pengendara motor melawan arus dari arah Tugu Proklamator kearah lampu merah Toko Buku Immanuel, bahkan bukan hanya motor, mobil-mobil dan bis 213 pun ikut melawan arus. Padahal seharusnya Jalan Proklamasi adalah satu arah menuju patung Proklamator ke arah lampu merah Megaria, Jakarta Pusat.
Begitu juga sebaliknya di jalan Matraman Raya, Jakarta Pusat, pengendara motor sering melawan arus kearah pertigaan lampu merah Apotek Jatinegara, seharusnya pengendara motor dari Toko Buku Gramedia, yang hendak kearah Kampung Melayu harus memutar di lampu merah gedung Fuji Film sekarang  7Eleven.
Menurut penelitian penulis, perilaku pengendara motor melawan arus karena jalanan macet, sehingga pengendara motor mencari jalan alternatif, namun mereka tidak menyadari bahwa melawan arus adalah pelanggaran Hukum, dan dapat di Tilang oleh pihak Polisi. Namun kepolisian seakan tidak berdaya untuk menertibkan pengendara motor yang begitu banyak tersebut.
Ketidak patuhan pengendara motor, sangat lah berakibat fatal terhadap pengendara motor dan terhadap orang lain, pihak Kepolisian DKI Jakarta sepertinya tidak berdaya untuk menertibkan pengendara motor yang sering melawan arus di jalan raya. Seakan dijalan raya DKI Jakarta sudah tidak ada aturan berlalu lintas yang harus di patuhi oleh pengendara motor.
