Firman Tuhan dalam Amsal 22:6 berkata, “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” Kata “menurut jalan yang patut baginya” mengingatkan kita bahwa setiap anak itu unik. Guru dipanggil bukan untuk menjadikan semua anak seragam, melainkan menuntun mereka sesuai jalannya, sesuai karunia dan kebutuhan masing-masing.
Oleh sebab itu, mari kita ingat bahwa mengajar anak bukan hanya soal disiplin dan aturan. Anak-anak bukan robot yang bisa diatur dengan tombol perintah. Mereka adalah pribadi yang sedang bertumbuh, yang membutuhkan kasih, pengertian, dan pengalaman nyata akan Firman Tuhan.
Mengajar adalah seni menuntun anak menemukan Tuhan, bukan sekadar mengisi memori dengan hafalan.
Mengajar bukan sekadar transfer ilmu, tetapi membentuk hati anak agar Firman hidup dalam keseharian mereka.
Sebagai guru, tugas kita bukan hanya mengisi pikiran mereka, tetapi juga membentuk hati mereka agar mengenal dan mengasihi Tuhan seumur hidupnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI