Mohon tunggu...
Ahmad J Yusri
Ahmad J Yusri Mohon Tunggu... Penerjemah - Mahasiswa Fisika UIN Malang

Mahasiswa Biofisika Succesfulness is only result from mature preparation

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menjadi Seorang Azhari (Part 1)

5 Agustus 2020   14:03 Diperbarui: 5 Agustus 2020   14:31 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Sang surya semakin lebih tinggi dari tombak , cahyanya meruap dari balik jendela di ruang kelas itu . Irfan sudah siap dengan buku-buku yang ia pelajari . Diatas mejanya sudah ada buku Mahfudzot , pelajaran yang sangat ia gemari karena berisi mutiara-mutiara nasehat untuk kehidupan.

            "Assalamualaikum " Suara berwibawa memecah keheningan dipagi itu dari seorang guru yang masuk . Dia adalah Ustad Muzammil yang mengajar Mahfudzhot .

            " Imam Syafi'i pernah berkata bahwa air yang berhenti itu akan rusak , jika air itu mengalir maka menjadi jernih tapi tatkala air itu tidak mengalir maka menjadi keruh  . Ini adalah perumpamaan bagi seseorang yang yang diam dan bergerak , apabila orang itu diam ditempat , stagnan maka dirinya akan menjadi keruh atau tidak berkembang tapi sebaliknya jika ia mau bergerak , maka ia akan berkembang dan menjadi pribadi yang baik " Tutur Ustad Muzammil dengan penuh wibawa . Semua tampak serius mendengar ucapan sang Ustad.

            Pelajaran ini sangat Irfan sukai , setiap perkataan dari gurunya selalu dicatat dan diingat baik-baik terlebih tentang anjuran merantau untuk menuntut ilmu.

            Dia mempunyai teman karib bernama Ilham. Sudah menjadi lumrah jika Ilham selalu ingin tau apa-apa yang temannya alami.

            " Sob , kira-kira ente abis mondok mau kemana nih " Tukasnya

            " In Syaa Allah , mau ke ke Al-Azhar Mesir " Jawab Irfan

            "kalo ane masih bingung nih sob " Balasnya

            Ilham memang orang yang bingung dan membingungkan , tapi kebingungannya itu kerap terobati oleh nasehat Irfan yang bermakna. Tapi ia ingat bahwa ucapan tanpa didasari perbuatan sama dengan bohong . Irfan mulai bertanya-tanya pada guru senior tentang cara kuliah di mesir . Gurunya hanya memberitahu agar ia memperbanyak hafalan Al-Quran 

            Dari situ ia mulai sedikit demi sedikit menghafal , perlu upaya yang keras untuk itu . Dimulainya dari juz 1 dan seterusnya .  Padahal ia masih duduk di kelas dua intensif atau setara dengan kelas satu aliyah . Tapi niatnya disitu mulai tumbuh .

            Sore adalah waktu senggang bagi semua santri untuk menghibur diri  , banyak kegiatan yang dilakukan termasuk berolahraga . Tapi Irfan lebih memilih menghafal Al-Quran ketimbang bermain sepak bola maupun bulu tangkis , ia hanya olahraga di waktu wajib saja yaitu hari minggu . Ia sadar menghafal bukan perkara main-main serta perlu keseriusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun