Fiksasi nitrogen adalah proses di mana tanaman mengambil nitrogen dari udara (yang sebenarnya tidak bisa langsung dimanfaatkan oleh tanaman lain) dan mengubahnya menjadi bentuk yang bisa diserap oleh tanah dan tumbuhan.Â
Tapi jangan salah, putri malu tidak melakukan ini sendirian.
Di akar putri malu terdapat mikroorganisme positif bernama Rhizobium, sejenis bakteri yang hidup bersimbiosis dengan tanaman ini. Mereka membentuk bintil-bintil kecil di akar.
Nah, di dalam bintil inilah terjadi "keajaiban" fiksasi nitrogen.Â
Rhizobium mengambil nitrogen bebas dari udara dan mengubahnya menjadi amonia senyawa yang kaya unsur hara dan bisa diserap tanaman untuk tumbuh lebih subur.
Dengan cara ini, tanah di sekitar putri malu menjadi lebih kaya nitrogen. Kalau tanaman lain tumbuh di sekitarnya, mereka ikut menikmati hasil kerja keras si "pemalu" ini.Â
Jadi, meskipun sering dianggap sebagai gulma, sebenarnya putri malu sedang bekerja keras memperkaya tanah tanpa banyak tingkah.
Mikroorganisme Positif: Pasukan Tak Terlihat Penjaga Tanah
Selain Rhizobium, akar putri malu juga dihuni oleh berbagai mikroorganisme lain yang berperan penting bagi kesehatan ekosistem tanah.Â
Misalnya, jamur mikoriza yang membantu menyerap air dan unsur hara dari lapisan tanah yang lebih dalam, serta bakteri pengurai organik yang menjaga sirkulasi nutrisi.
Kehadiran mikroorganisme ini ibarat "tim maintenance" di bawah tanah. Mereka bekerja tanpa lelah menjaga keseimbangan ekosistem mikro, memperbaiki struktur tanah, dan membantu mengembalikan kesuburan di area yang sebelumnya tandus.
Menariknya lagi, tanah yang ditumbuhi putri malu biasanya lebih gembur dan kaya bahan organik.Â
Ini karena tanaman ini mampu meningkatkan aktivitas mikroba tanah yang berperan dalam penguraian sisa-sisa daun atau bahan organik lain.Â