Tidak hanya itu, penelitian juga menemukan bahwa daun salam punya aktivitas antimikroba, yaitu mampu melawan pertumbuhan bakteri dan jamur.
Nah, aktivitas antimikroba inilah yang kemudian dilirik para peneliti untuk diaplikasikan lebih jauh, salah satunya sebagai pengawet makanan alami.
Penelitian yang Mengejutkan
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Kefarmasian Indonesia tahun 2019 menyoroti potensi daun salam dalam mengawetkan daging ayam segar.Â
Dalam penelitian itu, digunakan infus daun salam dengan konsentrasi 10 persen.Â
Hasilnya cukup mencengangkan: infus tersebut terbukti mampu menghambat pertumbuhan bakteri pada daging ayam dan memperpanjang umur simpan hingga tiga hari pada suhu penyimpanan 3--7 derajat Celsius.
Bayangkan saja, tanpa tambahan bahan kimia sintetis, hanya dengan bahan alami seperti daun salam, daging ayam bisa bertahan lebih lama dan tetap aman dikonsumsi.Â
Hal ini tentu membuka peluang besar bagi dunia industri pangan untuk beralih pada pengawet alami yang lebih sehat dan ramah lingkungan.
Senjata Alami: Flavonoid, Tanin, dan Saponin
Lalu, apa yang membuat daun salam begitu efektif? Jawabannya ada pada kandungan senyawa aktifnya.
- Flavonoid berperan sebagai antioksidan sekaligus antimikroba, yang dapat mengganggu pertumbuhan bakteri.
- Tanin bekerja dengan cara mengendapkan protein, sehingga dapat menghambat enzim yang diperlukan bakteri untuk berkembang biak.
- Saponin dikenal dengan sifat antimikroba sekaligus membantu meningkatkan permeabilitas membran sel bakteri, sehingga bakteri menjadi lebih mudah rusak.