Peninggalan yang tersisa bukanlah sekadar benda, tapi juga memori dan kehidupan yang nyaris musnah. (sumber foto: Jandris_Sky)
Peninggalan yang tersisa bukanlah sekadar benda, tapi juga memori dan kehidupan yang nyaris musnah. (sumber foto: Jandris_Sky)
Di dalam rumah, berjajar rapi barang-barang yang kini tak lagi utuh.Â
Televisi dan radio yang meleleh akibat suhu panas tinggi, rangka sepeda dan motor yang tinggal besi, ember dan peralatan rumah tangga lain yang rusak parah, hingga jam dinding yang membeku pada waktu tertentu seolah ingin menunjukkan detik-detik kepanikan saat letusan terjadi.Â
Peninggalan yang tersisa bukanlah sekadar benda, tapi juga memori dan kehidupan yang nyaris musnah. (sumber foto: Jandris_Sky)
Peninggalan yang tersisa bukanlah sekadar benda, tapi juga memori dan kehidupan yang nyaris musnah. (sumber foto: Jandris_Sky)
Peninggalan yang tersisa bukanlah sekadar benda, tapi juga memori dan kehidupan yang nyaris musnah. (sumber foto: Jandris_Sky)
Bahkan, ada rangka tulang hewan ternak yang terpajang di salah satu sudut ruangan, menjadi saksi bahwa bukan hanya manusia, tapi juga binatang ikut menjadi korban dari bencana alam tersebut.
Yang membuat museum ini semakin unik adalah tampilannya yang dibiarkan apa adanya.Â
Dinding-dinding retak, langit-langit rumah yang menghitam, serta lantai yang dipenuhi abu vulkanik tak dibersihkan secara utuh.Â
Ini bukan karena terbengkalai, tapi memang sengaja dipertahankan sebagai bagian dari narasi kejujuran sejarah.Â
Peninggalan yang tersisa bukanlah sekadar benda, tapi juga memori dan kehidupan yang nyaris musnah. (sumber foto: Jandris_Sky)
Peninggalan yang tersisa bukanlah sekadar benda, tapi juga memori dan kehidupan yang nyaris musnah. (sumber foto: Jandris_Sky)
Lihat Travel Story Selengkapnya