Sekolah-sekolah perlu memasukkan pengelolaan sampah dalam kurikulum pendidikan karakter.Â
Perusahaan juga perlu terlibat lewat program corporate social responsibility (CSR) dalam bentuk pelatihan pengelolaan sampah untuk warga sekitar.Â
Pemerintah daerah pun dapat mengintegrasikan gerakan ini ke dalam kebijakan tata kelola lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.
Selain edukasi, kolaborasi antar elemen masyarakat sangat dibutuhkan.Â
Kolaborasi antara komunitas, akademisi, pelaku usaha, dan pemerintah bisa menciptakan ekosistem ekonomi sirkular berbasis sampah.
Melalui sinergi tersebut, gerakan "Sumpah Beruang" tidak hanya menjadi solusi lingkungan, tapi juga menjadi kekuatan ekonomi lokal yang mandiri dan inklusif.
Transformasi Sosial dan Ekonomi dari Sampah
Transformasi sosial dimulai dari kesadaran. Ketika masyarakat mulai memilah sampah, memahami jenis-jenisnya, dan mengetahui dampaknya terhadap lingkungan, lahirlah pola pikir baru.Â
Perubahan ini mengarah pada gaya hidup yang lebih bertanggung jawab, sehat, dan ramah lingkungan.
Anak-anak di sekolah mulai belajar mendaur ulang botol plastik menjadi pot bunga atau celengan.Â
Komunitas ibu rumah tangga saling berbagi tips membuat kompos dari sisa dapur.Â
Ini bukan hanya soal kebersihan, tapi tentang perubahan perilaku kolektif menuju masyarakat yang lebih peduli dan mandiri.
Dari Sumpah Menjadi Aksi Nyata