Mohon tunggu...
Jandris_Sky
Jandris_Sky Mohon Tunggu... Kompasianer Terpopuler 2024

"Menggapai Angan di Tengah Badai"

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

"Sumpah Beruang! Dari Tumpukan Sampah Jadi Cuan Melimpah"

5 Mei 2025   07:41 Diperbarui: 5 Mei 2025   07:41 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tumpukan sampah di Jalan Reformasi, Rawa Malang, Cilincing, Jakarta Utara, mencapai 10 meter.(sumber foto: KOMPAS.com/ SHINTA DWI AYU)

Inilah celah peluang ekonomi yang coba ditawarkan oleh gerakan "Sumpah Beruang". 

Dengan edukasi yang tepat, masyarakat dapat diajarkan cara memilah sampah, menyimpannya dengan baik, dan menjualnya dalam kondisi yang masih bernilai tinggi. 

Tak hanya menjadi lebih bersih dan sehat, lingkungan tempat tinggal pun menjadi sumber tambahan pendapatan.

Bank Sampah: Garda Terdepan Gerakan "Sumpah Beruang"

Di banyak kota besar, keberadaan bank sampah menjadi bukti nyata bahwa pengelolaan sampah bisa dilakukan secara sistematis dan menguntungkan. 

Bank sampah berfungsi seperti lembaga keuangan biasa, hanya saja yang ditabung bukan uang, melainkan sampah yang telah dipilah.

Nilai dari sampah tersebut kemudian dikonversi menjadi uang yang dapat dicairkan atau ditukar dengan kebutuhan sehari-hari seperti beras, sabun, hingga pulsa.

Gerakan "Sumpah Beruang" sangat mendukung model bank sampah ini. Bahkan, di beberapa tempat, komunitas pemuda dan ibu-ibu PKK membentuk koperasi berbasis sampah. 

Mereka mengumpulkan, memilah, mendaur ulang, lalu memasarkan produk hasil daur ulang tersebut seperti tas, hiasan rumah, pot bunga, hingga paving block dari plastik. 

Produk-produk ini tidak hanya ramah lingkungan, tapi juga bernilai estetika dan ekonomi tinggi.

Edukasi dan Kolaborasi sebagai Kunci

Agar gerakan "Sumpah Beruang" bisa berjalan berkelanjutan, edukasi menjadi kunci utama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun