Beberapa perusahaan arsitektur telah memanfaatkan material ini untuk membangun rumah, gedung perkantoran, hingga fasilitas publik.Â
Misalnya, perusahaan Belanda StoneCycling telah mengembangkan waste-based bricks yang dibuat dari limbah konstruksi dan digunakan dalam proyek pembangunan di Eropa.
Di India, startup EcoBricks telah mengembangkan batu bata berbasis limbah plastik yang tidak hanya kuat, tetapi juga ringan dan tahan terhadap air.Â
Batu bata ini telah diterapkan dalam berbagai proyek pembangunan rumah di daerah pedesaan yang membutuhkan solusi konstruksi murah dan berkelanjutan.
Di Indonesia, inovasi ini juga mulai mendapat perhatian.Â
Beberapa proyek pembangunan yang mengadopsi konsep ekonomi sirkular telah mencoba menggunakan waste based bricks sebagai alternatif material bangunan.Â
Langkah ini menjadi solusi potensial bagi Indonesia, yang memiliki masalah besar dalam pengelolaan limbah plastik dan industri.
Tantangan dan Masa Depan Waste Based Bricks
Meskipun memiliki banyak keunggulan, penggunaan waste based bricks masih menghadapi beberapa tantangan.Â
Salah satunya adalah regulasi dan standar keamanan bangunan yang masih lebih mengutamakan material konvensional.Â
Selain itu, masyarakat dan pelaku industri konstruksi masih perlu diberikan edukasi mengenai manfaat dan keandalan material ini.
Namun, dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya pembangunan berkelanjutan, diharapkan inovasi ini dapat semakin diterima dan diadopsi dalam skala yang lebih luas.Â