Mohon tunggu...
Jandris_Sky
Jandris_Sky Mohon Tunggu... Kompasianer Terpopuler 2024

"Menggapai Angan di Tengah Badai"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Batu Bata Berbahan Dasar Limbah Konstruksi: Inovasi Ramah Lingkungan untuk Masa Depan Berkelanjutan

15 Februari 2025   00:34 Diperbarui: 15 Februari 2025   00:34 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Batu bata berbasis limbah. (sumber foto: localworksstudio.com)

Dalam beberapa dekade terakhir, pertumbuhan industri konstruksi telah memberikan dampak signifikan terhadap lingkungan. 

Salah satu tantangan terbesar adalah limbah konstruksi yang terus meningkat, seperti sisa batu bata, lempung, dan kapur. 

Batu bata berbahan dasar limbah berwarna gelap. (sumber foto: localworksstudio.com)
Batu bata berbahan dasar limbah berwarna gelap. (sumber foto: localworksstudio.com)

Limbah ini sering kali dibuang tanpa proses daur ulang yang optimal, menyebabkan pencemaran lingkungan dan meningkatkan konsumsi sumber daya alam yang semakin menipis.

Untuk mengatasi permasalahan ini, kami telah mengembangkan inovasi batu bata berbahan dasar limbah konstruksi. 

Batu bata ini dirancang, diuji, dan dibuat dengan menggunakan limbah lempung dan kapur yang dicampur dengan produk sampingan lainnya. 

Batu bata berbahan dasar limbah berwarna gelap. (sumber foto: localworksstudio.com)
Batu bata berbahan dasar limbah berwarna gelap. (sumber foto: localworksstudio.com)

Proses ini tidak hanya membantu mengurangi limbah, tetapi juga menciptakan bahan bangunan yang ramah lingkungan dengan performa yang setara atau bahkan lebih baik dibandingkan dengan batu bata konvensional.

Latar Belakang Penggunaan Limbah Konstruksi

Industri konstruksi adalah salah satu penyumbang limbah terbesar di dunia. 

Menurut berbagai penelitian, sekitar 30% hingga 40% limbah konstruksi terdiri dari bahan bangunan yang masih dapat dimanfaatkan kembali. 

Limbah lempung dan kapur yang sering kali dianggap sebagai sampah sebenarnya masih memiliki potensi tinggi untuk diolah menjadi produk baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun