Mohon tunggu...
HERRY SETIAWAN
HERRY SETIAWAN Mohon Tunggu... Konsultan - Creative Coach

membantu menemukan cara-cara kreatif untuk keluar dari kebuntuan masalah

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Youtuber Konglomerat Masa Depan

19 Januari 2021   08:59 Diperbarui: 19 Januari 2021   09:04 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Fenomena youtuber dalam 2 tahun terakhir sungguh menarik perhatian dan bahkan semakin menonjol 1 tahun terakhir. 

Kekuatan youtuber sebagai “motor” harus diperhitungkan dan diwaspadai. Dengan subscriber hampir 24 juta orang: Ria Ricis sudah melampaui jumlah penduduk negara kota Singapura berkali lipat bahkan mendekati populasi Malaysia. 

Dengan kekuatan subscriber sebesar ini, para youtuber ini memiliki “daya tawar” yang besar terhadap banyak pihak. 

Dalam tulisan ini saya hanya akan membicarakan aspek ekonomi saja – tidak bicara politik. 

Para follower dari youtuber ini memiliki ikatan emosional yang tinggi – keterikatan yang terbangun dari interaksi menonton tayangan video yang ratusan jam. Keterikatan seperti inilah yang sangat disukai oleh para pengiklan. Sehingga tak heran pengiklan antri untuk bisa memasang slot di video-video para youtuber terkenal ini. 

Penjual bakso jalanan yang tiba-tiba terkenal karena baksonya dibeli dan direkomendasikan oleh youtuber karena endes-nya. Itu semua menjadi pemandangan yang sering kita dengar dan lihat. Membantu agar dagangan UMKM berkembang. 

Sumber penghasilan utama para youtuber kelas kakap ini masih dari iklan dan endorse. Tetapi dengan semakin banyaknya para youtuber baru dengan konten-konten yang lebih menarik – apakah penghasilan dari iklan dan endorse itu bisa tetap sustain?. Ingat pendatang baru biasanya lebih agresif dan kreatif. 

Inilah saatnya para youtuber ini mulai memikirkan sumber penghasilan yang berkelanjutan. 

Misalnya, bekerjasama dengan UMKM membangun bisnis yang menjadikan para follower ini sebagai captive market nya. Sehingga tetap mengalir penghasilan yang berkelanjutan. Bukan lagi orang yang dibayar untuk mengendorse tetapi sudah menjadi pemilik usaha. 

Lalu dari sisi UMKM – yang sangat yakin bahwa produknya bagus dan berdaya manfaat yang besar untuk masyarakat, sudah selayaknya mulai melirik para youtuber ini sebagai partner bisnis. 

Datangi mereka – tawarkan peluang bisnis sebagai pemilik – bukan sebagai endorser. Jadikan mereka bagian dari pertumbuhan bisnis ke depan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun