Mohon tunggu...
James P Pardede
James P Pardede Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menulis itu sangat menyenangkan...dengan menulis ada banyak hal yang bisa kita bagikan.Mulai dari masalah sosial, pendidikan dan masalah lainnya yang bisa memberi pencerahan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jangan Pernah Berhenti untuk Edukasi Anak Menabung Sejak Dini

4 Juni 2017   21:11 Diperbarui: 5 Juni 2017   08:16 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diskusi dengan Kompasianer Medan tentang Perbankan Syariah

Gerakan menabung yang dicanangkan pemerintah sejak beberapa tahun lalu gaungnya masih tetap menggema sampai hari ini. Permasahalannya adalah gerakan menabung sejak usia dini tidak dilakukan secara berkesinambungan dan terus menerus (estafet) ke berbagai daerah di seluruh Indonesia. Kampanye menabung sejak usia dini yang dilakukan di perkotaan mungkin bisa menyentuh sampai ke desa dan kelurahan.

Upaya perbankan konvensional yang sudah menyebar sampai ke tingkat kecamatan di seluruh Indonesia sudah memberikan edukasi betapa pentingnya menabung dan mempersiapkan segala sesuatunya di masa depan. Di tengah kehidupan masyarakat yang serba konsumtif seperti sekarang ini, sesungguhnya masih ada orangtua yang menanamkan sikap hidup hemat dan kebiasaan menabung pada anaknya.

Beberapa sekolah juga saat ini ada yang gencar mengajari anak muridnya untuk menabung dan mempersiapkan dana pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Beberapa ahli pendidikan anak mengatakan bahwa  usia dini (0 sampai 8 tahun) dinamakan dengan istilah the golden age of living, yang artinya masa keemasan dalam kehidupan. Seperti yang diungkapkan Maria Montessori, seorang dokter dan antropolog wanita Italia, bahwa perkembangan anak usia dini adalah suatu proses yang berkesinambungan melalui pendidikan sebagai aktivitas diri yang mengarah pada pem¬bentukan disiplin, kemandirian dan pengarahan diri.

Dengan masa keemasan yang dimilikinya, maka setiap anak sangat potensial untuk diberi berbagai stimulus atau kemampuan yang dimilikinya. Karena dengan semakin banyaknya stimulus yang diberikan kepada anak maka perkembangan anak pun akan berlangsung dengan cepat. Maka pembinaan dan didikan orang¬tua terhadap anaknya sangat menentukan keberhasilan anak di masa yang akan datang.

Jika sejak kecil anak dikenalkan pada kebiasaan hidup mandiri, maka kelak anak akan memiliki bekal kemandirian. Karena di dalam pendidikan ada konsep yang menyatakan bahwa bentuk perlakuan terhadap anak usia dini akan sesuai dengan yang dilihatnya. Itulah yang akan melekat hingga dewasa. Begitupun dengan kedisiplinan, kebersihan, maupun hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan anak. Dalam hal ini, orangtualah yang memiliki peranan sangat penting.

Sebenarnya, tidak ada waktu yang pasti untuk mendidik anak agar mengerti tentang uang dan membiasakannya untuk menabung. Namun, sebaiknya dilakukan sedini mungkin dan terutama jika anak sudah dapat berhitung. Mendidik dan memberi kepercayaan kepada anak untuk mengenal dan menghargai uang sejak kecil akan me¬nanamkan kebiasaan keuangan yang baik.

Sebagai contoh kecil untuk mendidik anak hidup hemat adalah mengajarinya menabung di rumah dengan membelikannya celengan berbentuk hewan kesukaannya. Orangtua juga tidak perlu untuk memanjakan anak untuk memberi uang jajan setiap hari. Bekal makanan yang dibawa dari rumah ke sekolah akan mendidik mereka untuk lebih disiplin dan hidup bersih.

Tak hanya sampai disitu, mendidik, memotivasi dan memberdayakan anak untuk menjadi penabung dan investor yang baik perlu dilakukan sedini mungkin. Anak akan lebih mengerti dan menghargai nilai uang yang didapat sehingga anak akan lebih bijak dalam membelanjakan uang dan terdorong untuk selalu menabung. Hal ini sesungguhnya akan memberikan keuntungan terhadap masa depan anak, juga akan menolong keuangan keluarga sendiri.

Melatih mengelola uang atau kecerdasan finansial sedini mungkin pada anak, seperti dikemukakan Dr. Melvin Konner, psikiater dari Harvard University, AS, dalam bukunya Childhood (1991), sebenarnya juga merupakan proses pelati¬han aritmatika dalam arti luas. Dari situ, kelak anak-anak tak hanya akan lebih mampu menghitung untung rugi suatu usaha, tetapi juga tahu menghargai nilai uang.

Pada acara Kompasiana Nangkring “Serunya Berbank Syariah” di Medan, pemateri dari Bank Sumut Syariah Sumarni Simarmata menekankan bahwa menabung merupakan sebuah kebiasaan yang harus ditanamkan pada anak sejak kecil. Jika ini dilakukan sejak dini, ke depan mereka sudah terbiasa dengan pola menabung dan menyisihkan uang untuk masa depannya kelak.

Menabung Sejak Dini

Dalam diskusi yang digelar secara khusus untuk Kompasianer Medan pemateri dari Bank Syariah Mandiri juga menyampaikan materi tentang Potensi dan Tantangan Perbankan Syariah. Ada persepsi yang harus diluruskan ditengah-tengah masyarakat terkait dengan menabung di Bank Syariah. Masih melekatnya persepsi tentang orang-orang yang boleh menabung di Bank Syariah adalah yang beragama Islam perlu diluruskan. Yang bukan agama Islam juga boleh menabung di Bank Syariah. Beberapa waktu lalu, tempat saya bekerja mengajukan kredit ke salah satu bank Syariah di Medan, padahal Ketua Yayasannya seorang Kristiani. Pengajuan kredit berhasil dan pembangunan gedung bisa terealisasi sesuai harapan.

Sesungguhnya kita telah melihat banyak kemajuan dalam mengenal perbankan, baik yang konvensional maupun yang syariah. Peranan pemerintah dalam mendorong peranan perbankan untuk mendukung program pembangunan pedesaan, misalnya, dapat dilihat dengan hadirnya banyak cabang bank sampai tingkat kecamatan. Dan, sesungguhnya hampir setiap sektor kehidupan masyarakat sudah dimasuki oleh perbankan di Indonesia.

Kendati demikian, kepercayaan masyarakat terhadap bank memang harus terus-menerus ditumbuhkan. Selain untuk memperkuat pertumbuhan bank sampai ke pelosok-pelosok desa, peranan perbankan dalam mendorong kemajuan perekonomian masyarakat masih sangat dibutuhkan. Sebagai contoh, program-program perbankan dalam mendanai usaha kecil dan menengah, adalah bagian penting dalam strategi pembangunan perekonomian nasional. Kepercayaan masyarakat terhadap bank dan sebaliknya kepercayaan bank terhadap masyarakat diharapkan mampu menumbuhkan kerjasama kedua belah pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun