Mohon tunggu...
James Martua Purba
James Martua Purba Mohon Tunggu... Konsultan - Digital Cooperative and Financial Enthusiast

Antusias membantu koperasi melakukan inovasi, revitalisasi, modernisasi, digitalisasi. Indonesia dengan gotong royong, kebersamaan dan kekeluargaan semua akan baik-baik saja. *Love GOD, Indonesia and Family* purbajamesnow@gmail.com, https://wa.me/6281321018197

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Optimisme KOPMA/KOKESMA Digital , Digital Native dan ALUMNI

8 Maret 2024   10:18 Diperbarui: 10 April 2024   15:46 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Koperasi Digital (Yoga Hastyadi Widiartanto/Kompas.com)

Pada sisi lain tentu sang digital native kelak berpeluang besar menjadi subjek (pemilik) usaha bernama koperasi. Persoalan klasiknya koperasi masih dikuasai senior-senior Gen-x dan Baby Boomer (non digital native) yang mindset dan cara berkerjanya berbeda dengan Milenial dan Gen-Z (digital native).

Perlu dijelaskan kembali bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

Pada koperasi, anggota adalah pemilik dan sekaligus sebagai konsumen. Koperasi sudah sering disebut sebut sejak SD, tapi pendidikan dan praktek perkoperasian mungkin belum terlaksana dengan baik sehingga yang berkuasa di koperasi adalah generasi X (usia 40-55) dan generasi yang lebih tua alias baby boomer.

KOPERASI TIDAK BERSAING DENGAN BANK

Mindset yang perlu dibangun adalah bahwa Koperasi dan Bank dapat berkolaborasi. Bukan jamannya lagi berkompetisi karena jumlah manusia yang menjadi target adalah sama.

Tentu digital mindset penting perlu ditanamkan kepada Gen-Z dalam konteks manfaat dan kepemilikan adalah bahwa di koperasi, Gen Z sebagai anggota adalah subjek (pemilik), sedang pada Bank dan Usaha lainnya Gen-Z tetap sebagai objek (konsumen/pengguna).

Karena yang dibahas tentang perilaku dan cara pandang digital (digital mindset) masyarakat, Gen-Z khususnya , maka ketika koperasi melakukan transformasi digital sangat besar peluang koperasi tumbuh eksponensial (jumlah anggota dan transaksi) layaknya perbankan yang sudah lebih dulu serba digital. Artinya Koperasi digital akan berjalan bergandeng tangan dengan perbankan.

"Racun" yang perlu ditelankan kepada Gen-Z sang digital native tadi adalah bahwa dengan koperasi mereka adalah pemilik yang sekaligus berpeluang untuk membesarkan koperasi sendiri demi menghasilkan manfaat finansial yang lebih besar daripada hanya sebagai Nasabah atau Konsumen. Belanjalah di warung sendiri daripada di warung orang lain.

SAATNYA KOPERASI (MAHASISWA) BANGKIT

Data dan informasi di atas menjadi tantangan dan peluang bagi perkoperasian, dalam hal ini koperasi di lingkungan sekolah dan kampus khususnya. 

Tentu saja pendidikan literasi keuangan, khususnya pendidikan perkoperasian dapat segera dieksekusi pada kelompok Gen-Z tadi, meskipun saat ini dominasi masih berada pada Milenial dan Gen-X.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun