Mohon tunggu...
Cinta D.A. Benua
Cinta D.A. Benua Mohon Tunggu... T.U. Bagian Bengkel Listrik SMK Yudya Karya, Tukang Servis Perbaikan Peralatan Listrik Rumah Tangga, Penulis Novel Fizzo, Penulis Lirik Lagu.

Hobi saya adalah berkutat di dunia kreativitas, khususnya dalam menulis dan menciptakan karya seni. Saya aktif menulis novel di platform Fizzo dengan nama pena Cinta di Antara Benua, yang kini saya ubah menjadi Cinta D.A Benua agar terlihat lebih simpel dan keren. Di sanalah saya menuangkan imajinasi dan menghadirkan cerita-cerita yang dapat menginspirasi para pembaca. Bagi saya, menulis adalah cara untuk menjelajahi berbagai dimensi kehidupan, karakter, dan emosi. Selain itu, saya juga memiliki minat mendalam dalam dunia musik. Saya gemar menciptakan lirik lagu yang bermakna serta mengolah melodi menggunakan Suno AI. Proses ini bukan hanya menantang, tetapi juga memberikan kepuasan tersendiri ketika sebuah lagu berkembang dari ide sederhana menjadi sebuah karya yang utuh. Melalui kombinasi menulis novel dan menciptakan musik, saya merasa dapat mengekspresikan diri serta berbagi cerita dengan cara yang unik dan mendalam. Bagi saya, kreativitas adalah jembatan untuk menyentuh hati banyak orang. Di luar dunia seni, saya bekerja di Tata Usaha Bagian Bengkel Listrik SMK Yudya Karya. Selain itu, saya juga memiliki pekerjaan sampingan sebagai teknisi perbaikan peralatan listrik rumah tangga, termasuk AC, kulkas, serta berbagai perangkat elektronik lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi "Jerit Tengah Wengi" Karya Cinta D.A Benua

6 Februari 2025   22:54 Diperbarui: 6 Februari 2025   22:58 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi "Jerit Tengah Wengi" Karya Cinta D.A Benua (Sumber: https://sl.bing.net/cZmXU9OOZVY)

Latar Belakang Terciptanya Puisi "Jerit Tengah Wengi" Karya Cinta D.A Benua

Puisi "Jerit Tengah Wengi" lahir dari inspirasi mendalam terhadap kegelapan malam yang menyimpan rahasia, bisikan gaib, serta batas tipis antara dunia nyata dan dunia tak kasatmata. Terinspirasi dari lagu dengan judul yang sama, puisi ini menggambarkan ketegangan dan ketidakpastian yang menyelimuti saat malam mencapai puncak kesunyian.
Sebagai seorang penulis yang kerap mengeksplorasi kisah-kisah penuh makna dan emosi, Cinta D.A Benua meresapi suasana mistis yang terkandung dalam lagu, lalu menuangkannya dalam bentuk puisi. Dengan gaya bahasa yang khas, puisi ini tidak hanya menghadirkan nuansa horor yang menghantui, tetapi juga menjadi refleksi tentang ketakutan manusia terhadap hal-hal yang tak dapat dijelaskan dengan logika.

Malam sering kali menjadi waktu di mana alam bawah sadar manusia lebih peka terhadap suara-suara samar, bayangan yang berkelebat, serta ingatan yang muncul tanpa permisi. Dari sinilah lahir gambaran tentang roh-roh yang berbisik di antara angin, jeritan tanpa wujud yang menggema dalam kegelapan, dan perjalanan tanpa arah dalam dimensi yang tak terlihat.

Puisi ini mengajak pembaca untuk menyelami dunia yang penuh misteri, di mana batas antara kenyataan dan ilusi menjadi kabur. Ia bukan hanya sekadar cerita horor, tetapi juga simbol dari rasa takut, kesepian, dan pencarian makna di tengah kekosongan malam.

Melalui "Jerit Tengah Wengi", Cinta D.A Benua ingin membawa pembaca masuk ke dalam dunia mistis yang tak hanya menghadirkan ketegangan, tetapi juga memantik perenungan: Apakah yang kita lihat hanyalah yang nyata, atau ada sesuatu yang berbisik di balik gelap?

Puisi "Jerit Tengah Wengi" Karya Cinta D.A Benua

🌑 Malam menganga tanpa suara,
🌬️ Angin merintih dalam nestapa.
👁️‍🗨️ Bayang-bayang menari di dinding,
🔮 Mengiring jerit yang tak terjawab.

🌫️ Di sela kabut yang merayap,
🕯️ Suara lirih datang meratap.
👻 Menyeru nama yang terlupa,
💀 Menyentuh jiwa yang merana.

🕸️ Dari sudut gelap yang terlupa,
👁️ Arwah-arwah berbisik hampa.
🕷️ Mengadu duka dalam sunyi,
⏳ Menunggu takdir yang tak pasti.

🌙 Rembulan pucat bergetar ngeri,
🪦 Mengintip dunia yang mati.
🌑 Di batas mimpi dan bencana,
📯 Gaung ratapan menggema.

👣 Langkah samar, dingin menusuk,
🏚️ Menyusuri lorong tak berujung.
🖤 Tangan-tangan tak tampak rupa,
🕳️ Memanggil nama yang terlupa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun