Latar Belakang Terciptanya Puisi "Jerit Tengah Wengi" Karya Cinta D.A Benua
Puisi "Jerit Tengah Wengi" lahir dari inspirasi mendalam terhadap kegelapan malam yang menyimpan rahasia, bisikan gaib, serta batas tipis antara dunia nyata dan dunia tak kasatmata. Terinspirasi dari lagu dengan judul yang sama, puisi ini menggambarkan ketegangan dan ketidakpastian yang menyelimuti saat malam mencapai puncak kesunyian.
Sebagai seorang penulis yang kerap mengeksplorasi kisah-kisah penuh makna dan emosi, Cinta D.A Benua meresapi suasana mistis yang terkandung dalam lagu, lalu menuangkannya dalam bentuk puisi. Dengan gaya bahasa yang khas, puisi ini tidak hanya menghadirkan nuansa horor yang menghantui, tetapi juga menjadi refleksi tentang ketakutan manusia terhadap hal-hal yang tak dapat dijelaskan dengan logika.
Malam sering kali menjadi waktu di mana alam bawah sadar manusia lebih peka terhadap suara-suara samar, bayangan yang berkelebat, serta ingatan yang muncul tanpa permisi. Dari sinilah lahir gambaran tentang roh-roh yang berbisik di antara angin, jeritan tanpa wujud yang menggema dalam kegelapan, dan perjalanan tanpa arah dalam dimensi yang tak terlihat.
Puisi ini mengajak pembaca untuk menyelami dunia yang penuh misteri, di mana batas antara kenyataan dan ilusi menjadi kabur. Ia bukan hanya sekadar cerita horor, tetapi juga simbol dari rasa takut, kesepian, dan pencarian makna di tengah kekosongan malam.
Melalui "Jerit Tengah Wengi", Cinta D.A Benua ingin membawa pembaca masuk ke dalam dunia mistis yang tak hanya menghadirkan ketegangan, tetapi juga memantik perenungan: Apakah yang kita lihat hanyalah yang nyata, atau ada sesuatu yang berbisik di balik gelap?
Puisi "Jerit Tengah Wengi" Karya Cinta D.A Benua
🌑 Malam menganga tanpa suara,
🌬️ Angin merintih dalam nestapa.
👁️🗨️ Bayang-bayang menari di dinding,
🔮 Mengiring jerit yang tak terjawab.
🌫️ Di sela kabut yang merayap,
🕯️ Suara lirih datang meratap.
👻 Menyeru nama yang terlupa,
💀 Menyentuh jiwa yang merana.
🕸️ Dari sudut gelap yang terlupa,
👁️ Arwah-arwah berbisik hampa.
🕷️ Mengadu duka dalam sunyi,
⏳ Menunggu takdir yang tak pasti.
🌙 Rembulan pucat bergetar ngeri,
🪦 Mengintip dunia yang mati.
🌑 Di batas mimpi dan bencana,
📯 Gaung ratapan menggema.
👣 Langkah samar, dingin menusuk,
🏚️ Menyusuri lorong tak berujung.
🖤 Tangan-tangan tak tampak rupa,
🕳️ Memanggil nama yang terlupa.