Mohon tunggu...
Robert Setiadji
Robert Setiadji Mohon Tunggu... Penulis - Warung Om KOMPA dan Tante SIANA Cari Kawan Kolaborasi

Email : Om KOMPA Tante SIANA warung.kata2x@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Menggoreng Saham Meniris Dusta

23 Februari 2020   06:32 Diperbarui: 23 Februari 2020   06:39 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Yang namanya jajan Gorengan itu enak buanget, coba lihat dipingir-pinggir jalan di Jabodetabek dan sekitarnya setiap hampir 50 meter pasti ada tukang Gorengan, tak ayal lagi Gorengan jadi jajanan ter favorit.

Ternyata bukan hanya tempe, tahu dan pisang saja yang bisa digoreng tapi ada berita, isu, politik juga saham bisa "Digoreng".

"Saham Gorengan"

Saham-saham yang digoreng bukan hanya saham-saham jelek ataupun sampah melainkan saham-saham bagus atau Blue chips pun bisa  digoreng, tergantung dari motif dan tujuan dari Pemilik Saham yang berkepentingan.

Apa itu "Menggoreng Saham" ?

Upaya merekayasa menaikan dan menurunkan harga-harga saham dari nilai pasar harga saham yang wajar.
Karena bukan mencerminkan harga saham yang wajar sehingga ada Dusta yang direkayasa.

Bagaimana menilai harga saham yang wajar ?

Secara pasti itu tidak ada tetapi secara pendekatan dengan hitungan ratio-ratio keuangan itu bisa seperti ratio EPS : Earning Per Share dan PER : Price Earning Ratio atau Analisa Ratio Keuangan lainnya atau Analisa Fundamental.

Disamping itu juga terdapat Sentimen Pasar, Berita atau isu tentang rencana dan aksi korporasi apa ? Dan juga analisa pergerakan harga pasar dimana terdapat sisa beli (over subscribe) juga sisa jual (under subscribe).

Semua yang tersebut diatas dapat mempengaruhi harga pasar suatu saham.

Sehingga dapat dinilai dan disimpulkan mana yang harga wajar dan mana yang harga Dusta hasil Gorengan Saham.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun