Mohon tunggu...
Jagat Alit
Jagat Alit Mohon Tunggu... Novelis - Konten Kreator

Mantan Super Hero. Sekarang, Pangsiun. Semoga Berkah Amin

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lintang Panjerino

14 Oktober 2019   15:28 Diperbarui: 14 Oktober 2019   15:47 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pasti kau bertanya, mengapa aku suka sekali dengan Lintang Pajerino

Saking sukanya keindahan senja pun bisa pupus karenanya

Semburat wajahmu yang menjingga terpantul caya mentari rebah dan genit anak rambutmu dipermainkan angin pun

menjadi padam, celoteh camar adalah orkestra senja yang mempesona

Pasti kau ingin tahu, bukan?

Biar aku bisikan alasan semua itu!

Senja yang indah mempesona kadang adalah ujung akhir dari keindahan itu sendiri yang kemudian secara cepat melenyap sudah

Meski esok keindahan itu pun akan hadir menyejukan mata dan mendamaikan jiwa

Sedang...

Lintang Panjerino adalah simbol sebuah harapan akan perjumpaan yang bernas

Caya yang menjadi suar bagi nelayan yang bertarung hidup demi perut keruyuk anak dan istrinya mencampur keringat dengan asinannya air laut dan cumbuan liar diantara badai dan jalan sesat ketika salah mementang layar untuk pulang menyesap senyum kasih sang istri dan tepik sorak anak-anak yang menanti asa yang menjadi nyata

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun