Aku biasa menikmati senja yang sedap
Warna jingganya dan sejuknya anginÂ
Berlatar kepakan sayap dan celoteh mengawang meramaikan langit
Bukan, senja yang sekarat
Karena, angin mati dan sirna menjadi asap
Tak ada jarak pandang
Tak ada lagi sesedap dijerat pekat
Senja yang sekaratÂ
Tak berbeda pagi, siang, malam
Semua menyengat tenggorok dan memerihkan mataÂ
Lenyap pelangi
Pupus kekunangan
Aku buta lelupa kapan senja?
Senja sekarat karena asapÂ
Ini entah
JAGAT ALIT
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!