Mohon tunggu...
Jagat Alit
Jagat Alit Mohon Tunggu... Novelis - Konten Kreator

Mantan Super Hero. Sekarang, Pangsiun. Semoga Berkah Amin

Selanjutnya

Tutup

Humor

Lahirnya Sang Protagonis

9 Januari 2019   20:54 Diperbarui: 9 Januari 2019   21:03 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lahirnya Sang Protagonis

Hidup sesuai sunahtullah adalah selalu berpasangan.

ada hidup... ada mati

ada tua...  ada muda

ada terang...  ada gelap

ada baik...  ada buruk

Cerita legendaris Perang Baratayuda pun diwakili oleh dua sisi yang saling berlawanan untuk menciptakan kesimbangan dalam cerita.

Ada ramuan konflik, intrik, tipu-tipu, perjuangan, ketabahan, kesabaran dalam satu paket sajian yang memukau.

Tidak lengkap rasanya jika sebelumnya telah ditampilkan bagian yang mewakili sisi gelap yaitu lahirnya dari Bala Kurawa sang Antagonis.

Mari bersama dikulik asal muasal lahirnya sang Protagonis yang dikenal sebagai Pandawa.

Syahdan...

Cerita bergulir kembali ke masa lalu..

Janda Ambalika bekas istri Raja Astina Wicitrawirya yang diserahkan kepada Resi Abiyasa sebagai Raja Astina Sementara agar menyelenggarakan putrotpadana demi memperoleh anak. Ambalika harus tetap membuka mata apapun yang terjadi ketika ketemu Sang  Resi. Namun karena penampilan Resi yang luar biasa, Ambalika membuang muka dan pucat wajahnya. Akibatnya anugerah yang diperoleh nanti, anaknya akan terlahir pucat ( Pandu ).

*

Benarlah yang dikatakan sang Resi, raja baru Astina itu berwajah tampan namun agak pucat bergelar Prabu Pandu Dewanata. Sakti mandraguna, jago memanah dan jago perang. Banyak negara yang telah takluk karena kehebatannya. 

HIngga suatu ketika ia mengikuti sayembara di Negara Mandura berhasil memenangkan hadiah seorang puteri yang cantik jelita yaitu Dewi Kunti anak angkat Prabu Kuntiboja. bukan itu saja ia mendapatkan bonus puteri dari Negara Mandar karena berhasil mengalahkan kakak Dewi Madrim.

Diboyonglah kedua puteri cantik aduhai itu ke Astina, namun ditengah jalan Pandu dicegat oleh tiga bersaudara dari Plasajenar, Gendara, Gendari dan adiknya Haryo Suman.

Terjadi perang tanding, kalahlah si Gendara, tewas. Sehingga mau tidak mau Gendari dan Haryo Suman menjadi orang taklukan.

Dewi Kunti dan Dewi Madrim diambil istri oleh Pandu, sedang Gendari dihadiahkan kepada kakaknya Drestarata.

*

Prabu Pandu mempunyai hobi berburu. Saat berburu itu, tanpa sengaja ia memanah mati Resi Kindama yang sedang berolahkasih bersama istrinya Rara Dremi tapi dalam wujud sepasang kijang. Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Resi itu mengutuk Pandu akan bernasib sama, mati, jika ia berolahkasih dengan istrinya.

Mendapat kutukan itu Pandu merasa hidupnya menjadi sia-sia tanpa bisa mempunyai keturunan untuk melanjutkan tahta Astina. Untung saja kedatangan Resi Druwasa berhasil memberikan jalan keluar, dengan membawa Mangga Pertanggajiwa yang berasal dari Kahyangan.  

Mangga ajaib ini mampu menyerap sari pati benih dari Prabu Pandu. Yang kemudian dipotong menjadi lima bagian. Tiga dimakan Dewi Kunti, dua potong dimakan Dewi Madrim, otomatis benih Prabu Pandu sudah memasuki rahim para istrinya tanpa harus melakukan olahkasih sebagai suami istri.

Teknik ini akan bisa mendapatkan keturunan. Joss!

*

Dengan ajian yang dimiliki Dewi Kunti sewaktu muda yaitu Aji Kunta Wekasing Rasa Cipta Tunggal Tanpa Lawan, Prabu Pandu memerintahkan memanggil Dewa Yama atau Dewa Brama untuk mematangkan benih yang sudah ada di rahim. Hanya dalam selang sehari, Dewi Kunti melahirkan anak yang pertama yang tampan bernama Puntadewa (sebenarnya anak yang kedua, karena yang pertama adalah Karna, saat Dewi Kunti masih gadis ).

Setelah Puntadewa berusia dua tahun, Prabu Pandu memerintahkan Dewi Kunti memanggil Dewa Bayu dengan ajian yang sama untuk mematangkan benihnya dan seperti kejadian pertama, hanya sehari lahirlah anak kedua yang ada didalam bungkus yang sangat keras ( cerita Bima Bungkus ), senjata apapun tidak mampu membuka bungkus itu. Kelak bayi itulah yang gagah perkasa, tinggi besar di beri nama Bima yang mampu menjaga kakaknya yang baik hati dan cinta damai!

*

Selanjutnya ajian yang sama ditujukan kepada Dewa Indra yang gagah dan tampan, seperti sebelumnya proses kehamilan dan kelahiran yang berlangsung sangat cepat, lahirlah jagoan tampan nan sakti, tampan dan perayu wanita yang kelak bernama Arjuna.

*

Tiga benih dari potongan Mangga Kahyangan sudah berhasil menjadi turunan yang baik hati, perkasa dan sakti.

Selanjutnya giliran Dewi Madrim, dengan bantuan ajian Dewi Kunti dipanggillah Dewi Aswin si kembar, taraaa... Abakadabra...

Lahirlah anak kembar yang kelak bernama Nakula dan Sadewa...

Selesai dan lengkap sudah lima benih yang tertanam dulu, menjadi lima jagoan yang dikenal sebagai Pandawa... Atau Pandawa Lima sebagai wakil dari darma, kepahlawan, kebaikan dan kebajikan

Konon setelah itu Pandu dan Dewi Madrim mengasingkan diri. Pandu menyerahkan tahta sementara kepada kakaknya Drestarata. Dan nanti diserahkan kembali jika Pandawa sudah dewasa.

Namun Singgasana Titipan ini tidak dikembalikan lagi kepada turunan Pandu yaitu Pandawa.

Inilah yang akan menjadi cikal bakal sebab terjadinya perang karena Duryudono sebagai turunan Drestarata tidak mau melepas kembali singgasana Astina dengan segala tipu daya yang dibantu paman liciknya Haryo Suman atau lebih dikenal sebagai Sengkuni itu!

Sang Protagonis berhadapan dengan lawan sejati Sang Antagonis, yang sebenarnya adalah saudara sendiri...

Wangsa Barata... Keturunan   Barata yang melahirkan peristiwa perang yang melegenda yaitu:

Perang Baratayuda di Padang Kurusetra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun