Cerita bergulir kembali ke masa lalu..
Janda Ambalika bekas istri Raja Astina Wicitrawirya yang diserahkan kepada Resi Abiyasa sebagai Raja Astina Sementara agar menyelenggarakan putrotpadana demi memperoleh anak. Ambalika harus tetap membuka mata apapun yang terjadi ketika ketemu Sang  Resi. Namun karena penampilan Resi yang luar biasa, Ambalika membuang muka dan pucat wajahnya. Akibatnya anugerah yang diperoleh nanti, anaknya akan terlahir pucat ( Pandu ).
*
Benarlah yang dikatakan sang Resi, raja baru Astina itu berwajah tampan namun agak pucat bergelar Prabu Pandu Dewanata. Sakti mandraguna, jago memanah dan jago perang. Banyak negara yang telah takluk karena kehebatannya.Â
HIngga suatu ketika ia mengikuti sayembara di Negara Mandura berhasil memenangkan hadiah seorang puteri yang cantik jelita yaitu Dewi Kunti anak angkat Prabu Kuntiboja. bukan itu saja ia mendapatkan bonus puteri dari Negara Mandar karena berhasil mengalahkan kakak Dewi Madrim.
Diboyonglah kedua puteri cantik aduhai itu ke Astina, namun ditengah jalan Pandu dicegat oleh tiga bersaudara dari Plasajenar, Gendara, Gendari dan adiknya Haryo Suman.
Terjadi perang tanding, kalahlah si Gendara, tewas. Sehingga mau tidak mau Gendari dan Haryo Suman menjadi orang taklukan.
Dewi Kunti dan Dewi Madrim diambil istri oleh Pandu, sedang Gendari dihadiahkan kepada kakaknya Drestarata.
*
Prabu Pandu mempunyai hobi berburu. Saat berburu itu, tanpa sengaja ia memanah mati Resi Kindama yang sedang berolahkasih bersama istrinya Rara Dremi tapi dalam wujud sepasang kijang. Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Resi itu mengutuk Pandu akan bernasib sama, mati, jika ia berolahkasih dengan istrinya.
Mendapat kutukan itu Pandu merasa hidupnya menjadi sia-sia tanpa bisa mempunyai keturunan untuk melanjutkan tahta Astina. Untung saja kedatangan Resi Druwasa berhasil memberikan jalan keluar, dengan membawa Mangga Pertanggajiwa yang berasal dari Kahyangan. Â