Mohon tunggu...
Dr. Jafrizal
Dr. Jafrizal Mohon Tunggu... Dr.drh. Jafrizal, MM, Dosen, MV Ahli Madya, Ketua PDHI Sumsel 2016-2024, Praktisi dan Owner Jafvet Clinic, Abdi Negara di Pemprov Sumsel, POV Prov Sumsel, Dosen Ekonomi Industri dan Agribisnis

Hobinya berfikir, menulis, berkata dan melakukan apa yang telah dikatakan...

Selanjutnya

Tutup

Diary

Audit NKV di Peternakan Ayam Petelur: Antara Kandang, Komitmen, dan Kejujuran Produksi

10 Oktober 2025   18:27 Diperbarui: 10 Oktober 2025   18:27 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Audit NKV di Perusahaan Ayam Petelur (Foto: Jaf)

Audit NKV di Peternakan Ayam Petelur: Antara Kandang, Komitmen, dan Kejujuran Produksi

Pagi itu, sinar matahari baru menembus kabut tipis di perbukitan tempat berdirinya sebuah perusahaan ayam petelur berskala menengah di Kabupaten yang terkenal dengan produksi telurnya. Di pintu gerbang, papan bertuliskan "PT Sumber Telur Sejahtera -- Produksi Bersih, Aman, dan Sehat" tampak berdiri gagah, meski beberapa huruf mulai pudar dimakan waktu.

Hari itu bukan hari biasa --- tim Audit NKV (Nomor Kontrol Veteriner) dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan provinsi dijadwalkan datang. Bagi pemilik perusahaan, Pak Darto, audit ini adalah momen penting --- bukan sekadar penilaian, tapi pengakuan atas jerih payah menjaga standar higienitas dan keamanan pangan hewani.

Pagi di Kandang Layer

Di kandang, ribuan ayam petelur sedang sibuk "bekerja". Suara kokok, desir kipas, dan gemericik air dari nipple drinker berpadu seperti orkestra.
Petugas kandang, Mbak Sari, yang sudah bekerja sejak subuh, memastikan ventilasi berjalan dan pakan tersedia.
"Pak, tolong pastikan semua dokumen bioscurity dan catatan vaksin sudah lengkap ya," ujar Bu Rina, dokter hewan perusahaan yang tampak menegangkan syal di lehernya --- tanda gugup tapi siap.

Di ruang administrasi, berkas tebal sudah disusun: SOP sanitasi kandang, catatan mortalitas, jadwal vaksinasi, logbook kesehatan ayam, hasil uji laboratorium telur, dan dokumen limbah peternakan.

Tim Auditor Datang

Sekitar pukul 09.00, mobil dinas berpelat merah berhenti di depan kantor. Turunlah tiga orang auditor:

  • drh. Rudy, auditor senior yang sudah berpengalaman di industri unggas,
  • drh. Imam, auditor muda yang energik,
  • dan drh. Aza, auditor muda yang bersemangat belajar.

Setelah sambutan singkat, audit pun dimulai.
Tahapan pertama: Pemeriksaan dokumen.
Tahapan kedua: Inspeksi lapangan ke kandang, gudang pakan, dan ruang penyimpanan telur.

Di Balik Pemeriksaan, Ada Filosofi

"Tujuan kami bukan mencari kesalahan," ujar drh. Rudy dengan nada lembut tapi tegas. "Kami memastikan produk hewan ini aman untuk dikonsumsi masyarakat. NKV bukan sekadar nomor --- ia adalah simbol kejujuran produksi."

Kata-kata itu menggema di ruang rapat.
Pak Darto menunduk pelan, merasa tersentuh.
Ia ingat betul masa-masa awal memulai usaha, saat telur hanya dijual ke pasar tanpa label, tanpa jaminan mutu. Kini, usahanya di audit negara --- tanda naik kelas, tanda kepercayaan.

Di Kandang Produksi

Auditor memasuki kandang dengan protokol ketat. Cuci tangan, ganti sepatu, semprot disinfektan, lalu masuk.
Mereka mengamati:

  • Apakah pekerja memakai APD lengkap?
  • Apakah alur keluar-masuk kendaraan sudah diatur?
  • Bagaimana pengelolaan limbah dan bangkai ayam?

Sebuah catatan muncul.
"Tempat pembuangan bangkai masih terlalu dekat dengan gudang pakan," ujar drh. Aza sopan.
Bu Rina mencatat cepat, "Siap, akan segera dipindahkan minimal 25 meter sesuai rekomendasi."

Audit berlanjut ke ruang sortasi telur. Di sana, telur-telur diseleksi --- yang retak dipisahkan, yang bersih dikemas. Semua pekerja memakai sarung tangan dan masker. "Bagus," kata auditor, "ini sudah sesuai prinsip higiene pangan."

Hasil dan Refleksi

Menjelang sore, rapat penutupan digelar.
Tim auditor membacakan hasil:

  • Kategori layak bersyarat.
    Artinya, masih ada sedikit perbaikan teknis yang harus diselesaikan dalam waktu dua minggu, namun secara umum sudah memenuhi standar NKV.

Pak Darto tersenyum lega. "Terima kasih, Bu, Pak. Ini bukan nilai, tapi pelajaran berharga," ujarnya tulus.
drh. Yuni menimpali, "Begitulah esensi NKV --- membangun budaya aman pangan, bukan sekadar lulus audit."

Penutup: Dari Kandang Menuju Kepercayaan Publik

Sore menjelang, matahari condong ke barat. Para pekerja kembali ke rutinitas, sementara plakat bertuliskan "Menuju NKV Level II" kini ditempel di dinding kantor --- bukan sekadar target, tapi janji.

Kisah audit NKV di perusahaan ayam petelur ini bukan sekadar cerita tentang dokumen dan standar.
Ia adalah kisah tentang komitmen, tentang profesionalitas, dan tentang tanggung jawab moral produsen terhadap keamanan pangan rakyat.

Dan di setiap butir telur yang keluar dari kandang itu, tersimpan pesan kecil:
"Telur sehat lahir dari peternakan yang jujur."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun