Dengan kata lain, dari adonan hingga rasa, sebagian pempek Palembang sesungguhnya adalah hasil "kolaborasi antarprovinsi".
Bumbu dan Pelengkap: Masih Didatangkan dari Luar
Tidak berhenti di ikan dan tepung, hampir seluruh bahan pelengkap pempek juga bergantung pada luar daerah:
- Bawang putih sebagian besar berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, bahkan sebagian impor dari Tiongkok.
- Gula merah dan asam jawa, bahan penting untuk cuko, didatangkan dari Jawa Barat atau Jawa Tengah.
- Cabai rawit dan ebi (udang kering) sebagian besar juga masuk dari daerah pesisir lain di Sumatera dan Jawa.
Kondisi ini menunjukkan bahwa hampir seluruh komponen pempek --- dari bahan utama hingga bumbu kecil --- terhubung dengan rantai distribusi nasional yang panjang.
Dampaknya, nilai tambah ekonomi yang seharusnya bisa berputar di Sumatera Selatan justru "bocor" keluar daerah.
Harapan Baru: Produk Peternakan Lokal
Namun di tengah ketergantungan itu, mulai tumbuh semangat kemandirian bahan lokal.
Sumatera Selatan memiliki sektor peternakan rakyat yang berkembang pesat: ayam ras pedaging, ayam petelur, dan produk turunannya melimpah.
Beberapa pelaku UMKM kedepan dapat mulai berinovasi:
- Mengganti sebagian bahan ikan dengan tepung daging ayam dan tepung telur lokal.
- Mengembangkan pempek ayam yang gurih, bergizi, dan lebih murah.
- Memanfaatkan susu segar dan kaldu tulang (bone broth) sebagai pengganti bahan penguat rasa alami.
Langkah-langkah ini tidak hanya menghemat biaya, tetapi juga memperkuat rantai pasok lokal --- dari peternak, penggiling tepung, hingga industri hilir pangan kecil.
Dengan bahan lokal, pempek bisa kembali menjadi kuliner rakyat yang mudah dijangkau tanpa kehilangan cita rasa aslinya.