Setiap desa harus punya Kader Rabies Desa yang dilatih khusus sebagai:
- Vaksinator mempercepat cakupan vaksinasi, langsung dekat dengan warga.
- Informan Desa mendata jumlah anjing, melaporkan gigitan, dan memastikan tidak ada kasus yang terlewat.
Mereka adalah ujung tombak yang membuat gerakan bebas rabies terasa sampai ke pelosok.
2. Pengendalian Anjing Liar yang Humanis
- Catch--Neuter--Vaccinate--Release (CNVR): anjing ditangkap, disterilkan, divaksin, lalu dilepas ke dalam kandang.
- Kerja sama dengan komunitas pecinta hewan untuk menjadi "foster parent" anjing jalanan.
3. Edukasi Anak Sekolah: Investasi Jangka Panjang
- Guru dilatih untuk menyampaikan pesan rabies sederhana ( Guru Kader Rabies).
- Edukasi kreatif: komik, film animasi, lomba menggambar, hingga game edukasi.
- Anak-anak dilatih menjadi Duta Kecil Bebas Rabies.
4. Gerakan Kampung Bebas Rabies
Gerakan dimulai dari setiap desa di Sumsel punya label "Kampung Bebas Rabies 2028". Dengan kader desa sebagai penggerak, warga bisa ikut aktif vaksinasi, melaporkan kasus, dan menjaga lingkungannya.
5. Surveilans Aktif dan Transparan
Survey vaksinasi harus dilakukan rutin dengan sistem digital laporan gigitan bisa dikirim lewat WhatsApp atau SMS gateway, sehingga cepat ditindaklanjuti.
Rabies dan Citra Sumsel di Mata Dunia
Bebas rabies bukan hanya soal kesehatan. Ia juga soal citra daerah. Daerah bebas rabies adalah daerah aman untuk wisatawan, menarik bagi investor, dan berdaya saing dalam perdagangan hewan.
Bayangkan Sumsel bukan hanya dikenal dengan Ampera, pempek, dan kejayaan Sriwijaya, tapi juga sebagai provinsi bebas rabies pertama  berbasis daratan di Sumatera.