Muliana, yang juga berasal dari Kolakola bilang saat itu, "daripada kami cuma duduk diam di rumah lebih baik kami mencari uang dengan menjual dange."Â
Bisa jadi ada seorang dua perempuan-perempuan penjual dange itu yang selamat dari amuk tsunami. Atau bisa jadi pula semua dari mereka selamat.Â
Sayangnya, saya belum sempat lagi menyambangi mereka. Bisa jadi juga, di lapaknya yang baru di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Tatanga, Palu ada seorang dua di antara mereka yang saya temui di senja itu.Â
Bila sempat saya temui, saya akan kembali bercerita pada Anda semua tentang mereka. Meski debur ombak sudah berganti dengan raung mesin sepeda motor dan mobil yang melintas di depan lapak mereka kini.***