Mohon tunggu...
jaeful rohman
jaeful rohman Mohon Tunggu... Guru - Guru di sekolah dasar

Mengajar adalah keseharian ku dan bermedia menjadi bagian dari kegiatan keseharian.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengalaman Seumur Hidup! Berlatih Demo di Pinggiran Sungai Opak Bantul

29 Agustus 2022   09:31 Diperbarui: 29 Agustus 2022   09:33 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jembatan Sungai Opak (news.detik.com)

Jadi mahasiswa gak lengkap dong kalau belum pernah demo, serius! Yang masih jadi mahasiswa aku saranin buat sekali-sekali lah ikutin tuh kegiatan BEM, UKM atau Organisasi kemahasiswaan lainya, kan tahu sendiri yang numbangin orde baru tahun 98 tu siapa? Mahasiswa dong! Tapi banyak juga elemen masyarakat lain yang ikut turun ke jalan. Jadi kalau jadi mahasiswa gak pernah ikut demo, bahasanya jadi menghianati menghilangkan tradisi dari para senior. Ya gak sih. Hehehe...

Nah dari peristiwa 98 itu juga aku jadi penasaran sama salah satu organisasi mahasiswa yang waktu itu tulisannya terekam kamera televisi. Betul sekali KA**I. Dulu tulisan itu terpampang jelas dibawa salah satu peserta demo dan aku ngelihatnya keren banget dan cukup trenyuh ngelihat perjuangan demonya bisa sampai menjadi tonggak sejarah awal era reformasi.

Dan rasa penasaran itu makin menjadi terbawa ketika berstatus sebagai mahasiswa di salah satu PTN di Jogja. Di kampus, perlahan mulailah berburu informasi tentang pergerakan dan keorganisasian kemahasiswaan. Karena basic nya mahasiswa yang biasa-biasa saja dan tidak dilirik oleh siapapun cukup sulit juga mencari informasi tersebut. Belum lagi rasa takut dan malu jika benar memang ada, apakah aku cukup layak berada disana. Pokoknya sudah seperti fans lah antara senang dan gimana gitu.

Akhirnya, pada libur semester 4 sekitar tahun 2010 dipertemukan dengan mereka bersama tiga orang teman satu prodi mengikuti D* 1 KA**I. Pertimbangannya adalah semester depan sudah mulai sibuk banyak kegiatan perkuliahan diantaranya KKN dan skripsi, jadi jika tidak sekarang kapan lagi? pikir ku nekad sekarang atau tidak! Dan motivasinya adalah hanya penasaran saja, seperti apa sih KA**I dari dalam, udah kayak mata-mata pokoknya.

Petualangan pun dimulai. Kami menunggu jemputan kendaraan dari pinggir jalan depan kampus. Kendaraan yang ditunggu ternyata sebuah truk yang telah berisi beberapa teman sesama peserta dan juga panitia. Truk melaju pelan karena padatnya jalanan ke arah selatan dari Jalan Gejayan menuju wilayah Kabupaten Bantul, tepatnya tidak tahu. Hingga rombongan berhenti di suatu perkampungan yang cukup sepi hanya ada beberapa rumah penduduk dan berada di pinggiran sungai besar.

Kami ditempatkan di satu rumah joglo yang sudah lapuk tetapi masih kokoh. Pendopo rumah tersebut menjadi pusat koordinasi panitia dan kegiatan nantinya selama tiga hari kedepan. Untuk penginapan, para ikhwan berada di rumah sebelah pendopo sedangkan para akhwat, tidak tahu mungkin berada di sisi lain dari pendopo. Selama kegiatan, pemisahan laki-laki dan perempuan dilakukan secara ketat.

Hingga waktu istirahat tidur, kami diberikan berbagai materi misalnya keorganisasian, kebangsaan, pergerakan mahasiswa, politik dan keislaman. Materi dan diskusi yang diberikan cukup "berat", bagi peserta yang tidak memiliki bekal pengetahuan secara umum dan materi keislaman yang baik, dipastikan akan susah mengikuti bahkan merasa pusing, mual dan muntah.

Peristiwa kocak nan unik pun dimulai. Aku yang pendiam dan sangat biasa saja jadi tokoh antagonis disini. Bagaimana tidak, disaat seluruh peserta berdebat dan merasa sangat berkepentingan tentang materi diskusi aku memilih diam dan santai saja cengar-cengir planga-plongo. Hahahaha....

Saat makan, tentu menjadi waktu yang ditunggu bagi seluruh peserta juga panitia. Namun tidak seperti yang kami kira. Saat itu, kami diberi setumpuk nasi, lauk ikan asin dan beberapa kerupuk yang ditaruh di atas daun pisang untuk sekitar 5-6 orang dimakan secara bersama-sama, tidak ada pembagian. Bagi yang pernah mondok pasti sudah terbiasa. Dan saat itu satu orang peserta kelahiran ibu kota memilih untuk tidak makan dan hanya memakan roti yang dia bawa. Hilang selera kali yah.

Malam tiba dan kami pun istirahat tidur. Tapi, seperti yang aku duga sebelumnya kami tiba-tiba dibangunkan secara paksa sambil disuruh untuk menutup mata menggunakan kain slayer yang sudah dipersiapkan. Dengan mata tertutup, satu per satu dari kami dituntun panitia terpisah satu dan lainya untuk menuju ke suatu tempat. Setelah sampai, terdengar perintah dari salah satu panitia "Akhi tunggu disini..." aku tidak menjawab hanya diam saja. Kemudian terdengar langkah menjauh dari posisi aku berdiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun