Mohon tunggu...
Izzah Nafila
Izzah Nafila Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa kedokteran yang menyukai kehidupan sosial

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Polemik Piala Dunia di Indonesia

8 Juni 2023   19:30 Diperbarui: 8 Juni 2023   19:32 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Piala Dunia merupakan kompetisi sepak bola internasional yang diikuti oleh anggota Federasi Sepak bola internasional atau yang biasa disebut dengan FIFA. Untuk lolos seleksi FIFA, tim sepak bola nasional yang mewakili suatu negara harus melalui beberapa tahapan. Kualifikasi babak play off dan peringkat UEFA Nations League bukanlah suatu hal yang mudah untuk ditaklukkan. Sejak pertama dilaksanakan, Indonesia tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk bertanding pada Piala Dunia. Namun, kabar gembira datang pada Piala Dunia U-20 tahun 2023, Indonesia mendapatkan kesempatan untuk menjadi tuan rumah dan itu artinya, tim nasional Indonesia akan bertanding pada Piala Dunia. Hal tersebut menjadi bom waktu yang sangat membahagiakan untuk seluruh warga Indonesia terutama kepada para penggiat ekonomi. 

Terlaksananya Piala Dunia di Indonesia akan sangat meningkatkan perekonomian Indonesia. Dengan dilaksanakannya Piala Dunia, devisa negara akan meningkat melalui penjualan tiket. Selain itu, mustahil jika para turis yang datang tidak mengunjungi tempat-tempat terkenal di Indonesia. Pariwisata Indonesia akan semakin dikenal dan memberikan dampak yang sangat baik pada perekonomian negara. Dampak selanjutnya yang tidak kalah penting adalah kesejahteraan UMKM di Indonesia akan mengalami peningkatan. UMKM yang menyediakan atribut Piala Dunia untuk para penonton, para penjual makanan dan minuman, penyedia jasa transportasi dan penginapan, serta cinderamata khas Indonesia akan sangat diuntungkan. 

Akan tetapi, berita bahagia itu kini telah musnah. Beberapa pihak menolak diselenggarakannya Piala Dunia akibat adanya Negara Israel pada kompetisi sepak bola internasional tersebut. Mereka menyebutkan bahwa dengan berlaganya Israel di Indonesia akan menghilangkan sikap dan semangat yang telah dilahirkan oleh Mantan Presiden Indonesia Pertama, Soekarno untuk memberikan perlawanan kepada Israel yang dari dulu hingga saat ini masih menjajah Palestina. Pihak pendukung menyatakan bahwa "Kita tidak bisa berandai-andai ketika misalnya Soekarno masih hidup, apakah ia akan mengambil langkah yang sama atau tidak. Namun, setidaknya dengan menganggap Bung Karno akan mengambil langkah yang sama, berarti kita telah meng-underestimate kemampuan Bung Karno dalam membaca perubahan."(Rohmawati, 2023). 

Penolakan yang terjadi menggambarkan adanya bekuan cara pikir yang seharusnya terdapat kemungkinan strategi yang serius untuk membela Palestina dalam menjalankan kepentingan nasional dengan selaras dan dengan cara yang modern juga. Pihak penolak memberikan pandangan yang berbeda. Mereka menyatakan bahwa pendirian bangsa Indonesia haruslah teguh dalam membela Palestina yang masih tertindas oleh Israel. Pendirian yang dimaksud sesuai dengan Alinea Kesatu Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan "Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan." Pada saat ini seperti yang kita ketahui bersama, Indonesia terpecah menjadi dua pihak.

Saya sebagai Mahasiswa Universitas Airlangga berpendapat bahwa, penyelenggaraan piala dunia adalah perihal perhelatan olahraga yang sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan unsur politik. Seharusnya, negara dapat memberikan pernyataan hukum yang tegas terhadap sistem konstitusional Indonesia untuk menentang pihak penolak yang tidak setuju dengan bermainnya Timnas Israel dalam Piala Dunia U-20 2023, yang secara tidak langsung juga dapat diartikan sebagai penolakan adanya pelaksanaan Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia. 

Di masa ini, dapat disaksikan banyaknya pihak yang melakukan penolakan disebabkan karena adanya tekanan politik yang lain. Mereka menyebutkan bahwa, keputusan FIFA yang mencoret Indonesia sebagai tuan rumah akan membawa dampak baik yang jauh lebih besar daripada dampak buruk yang diterima oleh Indonesia. Negara Indonesia harus bisa mengatasi hal tersebut untuk mengantisipasi dibatalkannya penyelenggaraan piala dunia yang dapat menyebabkan banyak kerugian di Indonesia. Apalagi jika di masa depan akan ada peluang yang lebih besar, tetapi digagalkan oleh tendensi orang-orang tidak bertanggung jawab, maka Indonesia tidak akan mengalami kemajuan.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun