Mohon tunggu...
IZI PRIMASSA
IZI PRIMASSA Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Saya merupakan mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Sebelas Maret. Saat ini saya sedang berada di semester 6. Hobi menulis, traveling dan bercerita.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Memahami Lebih dalam Makna Analisis Wacana Tekstual dan Kontekstual

27 Maret 2024   01:25 Diperbarui: 27 Maret 2024   01:28 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Analisis wacana dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori: percakapan kontekstual dan percakapan tekstual. Menurut Kridalaksana (2008), satuan bahasa tekstual adalah satuan bahasa yang berbentuk teks dan bersifat abstrak dalam bidang atau wacana kata dan kalimat dan ungkapan-ungkapan (Kridalaksana, 2008:67). 

Van Dyk (dalam Mulyana, 2005:9) menyatakan bahwa teks lebih bersifat konseptual dan sebagai akibatnya berkembanglah pengertian tentang teks tulis dan teks lisan, istilah-istilah ini dapat dipertukarkan dengan lisan dan wacana. Analisis tata bahasa dan leksikal adalah dua kategori dari analisis tekstual. 

Aspek leksikal adalah keragaman makna yang ditimbulkan oleh adanya item leksikal yang memiliki makna ganda, seperti pengulangan, sinonimi, hiponimi, kolokasi, dan ekuivalensi, sedangkan aspek gramatikal menganalisis wacana dari segi bentuk dan struktur, termasuk referensi dan penghilangan. 

Referensi, substitusi, elipsis, dan fitur tata bahasa adalah contoh aspek tata bahasa dalam analisis tekstual. (elipsis, konjungsi, dan substitusi), konjungsi. Mengenai elemen leksikal dalam analisis tekstual, terdiri dari konjungsi, kolokasi, antonimi, repetisi, dan sinonimi (hubungan atas-bawah), hiponimi (hubungan atas-bawah), kolokasi (sanding kata), ekuivalensi (persamaan) (interaksi atas-bawah), serta konformitas (kesepadanan). 

Analisis wacana yang memperhitungkan cara didalam sebuah wacana dan lingkungan luarnya disebut sebagai analisis kontekstual. Analisis ini menyelimuti sebuah wacana dari luar. Konteks bahasa dan konteks di luar bahasa adalah dua kategori dasar yang dapat dipisahkan dari konteks wacana. Istilah "konteks budaya" dan "konteks situasional" mengacu pada konteks yang ada di luar bahasa. Konteks situasional dan konteks budaya dalam bahasa dapat dipahami dengan menerapkan berbagai konsep penafsiran dan analogi. Menurut Suwandi (2011, h. 87), sistem makna dari hubungan gramatikal dihasilkan dari cara kerja leksem dalam sebuah kalimat.

 Dengan demikian, gramatikal adalah realisasi kesatuan komponen wacana dalam sebuah sistem tata bahasa. Dalam tata bahasa, komponen linguistik juga digunakan untuk menghubungkan teks dan membuatnya dapat dimengerti dalam kaitannya dengan teks lain. Lingkup Hubungan Gramatikal 

1. Pengacuan jenis tata bahasa yang berbentuk kata atau kalimat yang merupakan bagian dari struktur linguistik yang mendahuluinya atau mengutipnya. 

2. Penggantian unit linguistik berhubungan dengan restitusi atau substitusi. Seperti yang disoroti secara lebih rinci oleh Sumarlam dkk. (2008, h. 28), analisis wacana menggambarkan penyulihan/substitusi sebagai bentuk kohesi gramatikal yang di dalamnya satuan lingual tertentu disubstitusikan dengan satuan lain dalam wacana untuk mendapatkan unsur yang berbeda. Dengan demikian, substitusi dapat diklasifikasikan lebih lanjut dari perspektif linguistik sebagai berikut: substitusi nominal, substitusi linguistik, substitusi frasa, dan substitusi kausal. 

3. Salah satu jenis kohesivitas gramatikal adalah pelepasan atau elipsis, yang berbentuk penghilangan atau pelepasan satuan lingual yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa jika satuan lingual yang telah dirujuk dalam sebuah klausa tidak ada, hampir selalu terjadi pelepasan atau elipsis. Oleh karena itu, kita dapat menyimpulkan bahwa elipsis atau detasemen adalah fitur tata bahasa yang memanifestasikan dirinya sebagai penghilangan kata atau unit linguistik. 

4. Prangkaian/konjungsi merupakan salah satu jenis koherensi tata bahasa yang dicapai dengan menggabungkan komponen kalimat dengan komponen wacana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun