Mohon tunggu...
IZI PRIMASSA
IZI PRIMASSA Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Saya merupakan mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Sebelas Maret. Saat ini saya sedang berada di semester 6. Hobi menulis, traveling dan bercerita.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Analisis Tekstual dan Kontekstual

26 Maret 2024   01:15 Diperbarui: 26 Maret 2024   01:22 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kemampuan untuk membaca dan mengevaluasi teks secara lebih mendalam merupakan bakat yang sangat penting dalam masyarakat yang semakin hari semakin terhubung dan kompleks. Menemukan makna yang tersembunyi dalam teks dapat dicapai sebagian besar melalui penggunaan analisis wacana tekstual dan kontekstual. Belajar analisis wacana tekstual dan kontekstual. Dalam studi linguistik dan komunikasi, analisis wacana adalah metode yang populer untuk memahami makna dan struktur teks secara mendalam. 

Analisis wacana tekstual dan analisis wacana kontekstual adalah dua metode utama yang digunakan dalam analisis wacana. Kedua metode ini menawarkan sudut pandang yang berlawanan namun saling melengkapi dalam upaya untuk memahami literatur secara penuh dan mendalam. Analisis wacana terbagi menjadi 2 yakni: 

1. Analisis Wacana Tekstual Dua komponen analisis wacana tekstual adalah komponen leksikal dan gramatikal. Terdapat empat kategori aspek tata bahasa: penggabungan, penggantian, penghilangan, dan pengacuan. Mengenai komponen leksikal dari analisis tekstual, ada enam kategori yang berbeda: ekuivalensi, sinonimi, antonimi, kolokasi, dan pengulangan. Teknik yang berkonsentrasi pada makna yang ditemukan dalam teks itu sendiri disebut analisis wacana tekstual. Teknik ini memerlukan pemahaman pilihan kata, konstruksi kalimat, dan gaya penulisan untuk menemukan seluk-beluk dan makna yang mungkin terlewatkan oleh pembaca yang tidak melek huruf. Pembaca didorong untuk menyelidiki makna yang lebih mendalam dari teks, karena teks dianggap sebagai entitas yang terpisah dalam pendekatan ini. Menurut Agustia, dkk (2022). Wacana tekstual terdiri dari beberapa paragraf yang mengekspresikan ide secara kolektif dan bergantian. Selain itu, wacana dapat dibuat dari kalimat-kalimat dengan menggunakan sistem pelesapan, penugasan, atau subordinasi. 

2. Analisis Wacana Kontekstual Wacana kontekstual dibagi menjadi 2 jenis yakni konteks linguistik dan konteks ektralinguistik. Sebaliknya, analisis wacana kontekstual menyoroti pentingnya konteks sosial, budaya, dan sejarah di sekitar teks. Teori ini mengakui bahwa makna tidak hanya terletak di dalam teks, tetapi juga dipengaruhi oleh konteks di mana teks itu muncul. Analisis ini mengajak pembaca untuk memahami latar belakang, nilai-nilai, dan peristiwa yang memengaruhi pembuatan dan interpretasi teks. Dengan memahami analisis wacana tekstual dan kontekstual bisa mendapatkan dan membuka pintu untuk mengeksplorasi dunia teks dengan lebih dalam. Belajar analisis wacana tekstual dan kontekstual bukan sekadar membaca, tetapi juga tentang meresapi, menganalisis, dan menginterpretasi pesan yang terkandung dalam kata-kata. Sebagai keterampilan yang semakin penting dalam era informasi ini, belajar analisis wacana menjadi langkah menuju pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia teks

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun