Berawal dari Zaman Covid 19
Di era digital seperti sekarang, perubahan datang lebih cepat dari yang bisa kita bayangkan. Inilah yang disebut sebagai disrupsi teknologi. Salah satu perubahan besar yang sedang kita hadapi adalah kehadiran kecerdasan buatan (AI) dalam berbagai aspek kehidupan. Dulu mungkin hanya sekadar wacana futuristik, tapi kini AI hadir nyata dan makin canggih dari hari ke hari. Seperti contohnya Zoom. Mungkin di tahun 2010 atau 2015 kita dulu sudah pernah berpikir bahwa akan datang masa dimana pekerjaan manusia full online atau hybrid dan sedikit membutuhkan kerja lapangan. Kita dulu berpikir akan datang masa dimana manusia tidak perlu lagi ke kantor untuk bekerja dan sebagainya. Namun ternyata apa yang kita bayangkan terjadi begitu cepat di masa Covid19. Sehingga disrupsi ini memaksa kita manusia mau tidak mau, suka tidak suka rela tidak rela harus beradaptasi dengan teknologi yang dadakan ini
Ada yang sudah siap dengan perubahan teknologi ini, ada pula yang belum atau bahkan tidak tahu menahu bagaimana teknologi ini diaplikasikan ke kehidupan sehari-hari. Sehingga 5 tahun lalu masyarakat Indonesia untuk pertama kalinya dihadapkan pada kondisi yang memaksa mereka harus mengaplikasikan teknologi ini. Pertemuan yang dulunya diadakan di kantor secara rutin harus diubah ke pertemuan online atau daring. jualan di pasar yang mengharuskan buka lapak harus dipindahkan ke marketplace online. Kegiatan belajar mengajar di sekolah harus dialihkan secara online melalui aplikasi tertentu
Meski kita telah melalui fase tersebut, namun tentu hal ini akan meninggalkan jejak. Sektor-sektor kehidupan mulai kembali beroperasi secara normal dengan tatap muka namun ada juga yang tetap secara online dan bahkan berkembang menjadi suatu industri digital. Alih-alih disrupsi yang diakibatkan oleh covid 19 ini mengancam sektor pekerjaan, justru ada beberapa diantara kita yang melihat kesempatan ini sebagai peluang besar. Inovasi inilah yang kemudian masyarakat dunia kembangkan lalu ciptakan membentuk suatu kemasan teknologi yang lebih modern dan canggih, yang kemudian hari ini sering kita sebut sebagai Artificial Intelligence (Kecerdasan buatan)
AI telah berkembang pesat dan merambah ke ranah yang sebelumnya hanya bisa dikerjakan manusia. Produk dari teknologi ini hari demi hari mulai lahir satu per satu. Mulai dari ChatGPT yang bisa menulis dan merangkum teks, Midjourney yang mampu menghasilkan ilustrasi dari teks, hingga Sora dan Runway yang bisa membuat video otomatis dari narasi. Terbaru dan yang masih hangat saat ini yang lebih "ngeri" lagi ialah Google Gemini VEO 3, yang mampu membuat video dan audio lebih realistik baik itu tampilan visual maupun objeknya yang mendekati realisme fisik
Teknologi ini kini bukan hanya dimiliki perusahaan besar, tapi siapa pun bisa mengaksesnya secara gratis atau berlangganan murah. Bahkan, beberapa agensi dan perusahaan sudah mulai menggunakan AI dalam workflow-nya untuk mempercepat produksi dan menghemat biaya. Bagi para pekerja digital seperti desainer grafis, copywriter, video editor, scriptwriter, hingga penulis konten, kehadiran AI tidak hanya sekadar teknologi baru—tapi juga membawa tanda tanya besar: apakah ini awal dari “kiamat” profesi kreatif?
Sisi Positif: Peluang dan Kemudahan
- Efisiensi waktu dan tenaga
Bagi beberapa orang atau profesi kreatif, AI bisa bantu menyusun ide, membuat draft tulisan, hingga desain visual secara instan. Bedanya di google atau mesin pencarian lainnya digunakan untuk pencarian dan explore satu arah, sedangkan di AI khususnya ChatGPT kita bisa melakukan pencarian dan interaksi 2 arah yang lebih engage. Juga kita tak perlu membuka banyak tab browser karena dengan teknologi AI kita bisa melakukan pencarian secara realtime dan cukup dengan memberikan prompt yang spesifik dan detail tanpa perlu membuka banyak tab browser hasil pencarian akan muncul di satu tempat - Baca juga: Gen Z: Teman Atau Beban?
Produktivitas meningkat
Pekerja digital bisa menyelesaikan lebih banyak proyek dalam waktu singkat. Tentu hal ini akan sangat menguntungkan khususnya bagi mereka pekerja lepas yang kerja dari rumah dan menghandle banyak projek di hari yang sama. Dengan kehadiran teknologi AI akan membantu untuk menyelesaikan banyak pekerjaan dalam satu hari Asisten virtual 24/7
AI bisa jadi “partner kerja” yang nggak kenal lelah. Tak perlu membuka laptop untuk mengakses AI, cukup dengan sambil rebahan di kamar membuka samrtphone kita bisa melakukan obrolan ataupun pekerjaan menggunakan AI. Apapun kebutuhan yang dibutuhkan bahkan hal-hal diluar pekerjaan teknologi AI akan memberikan kebutuhan kita dengan cepat.-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!