Prigen, Pasuruan -- Pada Rabu, 14 Agustus 2024, Balai Dusun Tonggowa dipenuhi wajah-wajah penuh semangat. Sejak pagi, sebanyak 20 ibu yang memiliki balita, 7 kader posyandu, dan Ibu Kepala Desa berkumpul untuk mengikuti pelatihan pembuatan nugget sayur yang digelar oleh mahasiswa (PMM) Bhaktiku Negeri Universitas Muhammadiyah Malang. Suasana hangat tercipta sejak awal, karena kegiatan ini tidak hanya menghadirkan mahasiswa sebagai fasilitator, tetapi juga menghadirkan tenaga kesehatan profesional dari Puskesmas Bulukandang.
Materi utama disampaikan oleh Ibu Tulus Yuni, ahli gizi Puskesmas Bulukandang, yang menjelaskan secara rinci pentingnya asupan gizi seimbang pada masa pemberian makanan pendamping ASI (MPASI). Beliau menegaskan bahwa masa balita adalah periode emas yang tidak boleh diabaikan, sebab apa yang dimakan anak hari ini akan memengaruhi kualitas kesehatannya di masa depan. Banyak ibu yang mengangguk setuju ketika beliau menjelaskan bahwa sayuran adalah sumber vitamin, mineral, dan serat yang sangat vital, tetapi sering kali ditolak anak karena dianggap tidak menarik.
Dalam pelaksanaan kegiatan, Ibu Tulus Yuni tidak sendiri. Ia didampingi oleh Ibu Lailatul Isroiyah dari bagian promosi kesehatan (Promkes) Puskesmas Bulukandang, yang turut memberikan penguatan motivasi kepada ibu-ibu agar tidak mudah menyerah dalam membiasakan anak makan sehat. Dengan gaya penyampaian yang sederhana dan komunikatif, kedua narasumber membuat suasana terasa lebih akrab. Para ibu bahkan tak segan mengajukan pertanyaan seputar kebiasaan makan anak yang sering pilih-pilih makanan.
Setelah penyampaian materi, acara dilanjutkan dengan praktik membuat nugget sayur. Mahasiswa PMM bersama para ibu menyiapkan bahan-bahan sederhana yang mudah ditemukan di sekitar: wortel, ayam giling, tepung maizena serta tepung roti. Proses pencampuran adonan, pencetakan, hingga pengolahan menjadi momen yang penuh canda tawa. Nugget dibentuk persegi, ada pula yang sengaja membuat ukuran kecil agar lebih mudah dikonsumsi balita. Beberapa kader posyandu ikut membantu memberi tips tambahan agar kandungan gizinya tetap terjaga.
Momen paling berkesan adalah saat nugget yang sudah matang dicicipi oleh para balita yang hadir bersama ibunya. Anak-anak yang biasanya menolak sayur ternyata mau memakan nugget tersebut dengan lahap. Kegembiraan para ibu tampak jelas hal itu menjadi bukti sederhana bahwa makanan bergizi bisa diterima dengan cara yang lebih kreatif.
Diskusi setelah praktik berlangsung hangat. Ibu-ibu bertukar pengalaman, sementara Ibu Lailatul Isroiyah menambahkan pentingnya dukungan lingkungan dalam membiasakan anak mengonsumsi makanan sehat. Para kader posyandu pun berharap kegiatan seperti ini bisa berlanjut dengan menu sehat lainnya, agar para ibu semakin terampil.
Kegiatan yang diakhiri dengan foto bersama ini tidak hanya meninggalkan resep baru, melainkan juga kesadaran baru. Bahwa kesehatan anak dimulai dari rumah, dari dapur sederhana yang diisi cinta dan kreativitas. Nugget sayur hanyalah pintu masuk kecil untuk membangun kebiasaan makan sehat, tetapi dari hal kecil itu tersimpan harapan besar: mencegah gizi buruk, menekan angka stunting, dan menyiapkan generasi masa depan yang lebih sehat. Bagi mahasiswa PMM Bhaktiku Negeri Universitas Muhammadiyah Malang, kegiatan ini adalah wujud pengabdian nyata, sekaligus bukti bahwa ilmu yang mereka bawa dari kampus bisa berdampak langsung bagi masyarakat.
Penulis
- Ilham Amanullah (202310080311017)
- Indie Syafira Fillah (202310080311002)
- Ahmad Rokhis Rizqon (202310080311022)
- Izatul Ilmi (202310080311032)
- Hazma Daimatul Hana (202310080311029)
Dosen Pengampu: Iradhad Taqwa Sihidi S.IP., M.A
Editor: Izatul Ilmi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI