"Sebenernya yang di video itu betul adanya.. Mungkin yang kurang berkenannya adalah narasi dan juga framing nya terlalu berlebihan. Karna tidak semua pondok kayak gtu. Meskipun bener yang kayak gtu juga gak sedikit..," cuit warganet lainnya di media sosial Instagram.
Apakah Boikot Trans7 Adalah Jalan Terbaik? Ini Fakta-fakta di Pesantren
Menurut pandangan pribadi dari penulis, boikot adalah salah satu cara yang cukup memberikan dampak agar media dapat berubah. Namun, sebagai santri yang selalu berperilaku berdasarkan ilmiah, boikot bukan jalan satu-satunya. Santri harus memberikan fakta sebenarnya yang terjadi di pesantren.
Berikut fakta-fakta yang sebenarnya terjadi di pesantren dalam perspektif orang yang telah mengenyam pendidikan di pesantren.
1. Pengabdian di pesantren karena keinginan dari santri
Santri yang di-framming sebagai budak di pesantren dengan membersihkan rumah pimpinan pesantren - tidak sepenuhnya benar. Faktanya Sebagian besar santri membersihkan tempat-tempat yang digunakan untuk ibadah, belajar, maupun istirahat untuk santri sendiri.Â
Jika, ada santri yang membersihkan rumah pimpinan (pengasuh) pesantren merupakan keinginan dari santri. Biasanya santri yang mengabdi di dalem pengasuh akan diberikan keringanan/gratis biaya pendidikan hingga kehidupan di pesantren. Jadi santri tidak merasa keberatan tanpa mengganggu proses pendidikan.
2. Menunduk di Hadapan Kyai Bukan Perintah Kyai
Penulis selama mondok di pesantren selama 3 tahun tidak pernah mendengar ucapan dari kyai agar santri wajib menunduk dan merangkak di hadapan kyai. Mengapa tindakan ini sering terlihat di kalangan santri?
Dalam kitab Ta'lim al-Muta'allim karya Imam Az-Zarmuji
"Hendaklah seorang pelajar merendahkan diri di hadapan gurunya, walaupun ia memiliki kedudukan tinggi, kekayaan, atau nasab yang mulia."
"Seorang pelajar tidak boleh berjalan di depan gurunya, tidak duduk di tempat guru, tidak memulai pembicaraan kecuali dengan izin, serta tidak banyak berbicara di hadapannya."