Mohon tunggu...
Izal Aja Dulu
Izal Aja Dulu Mohon Tunggu... lainnya -

Biru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Saya Belum di Sensus Tapi Stiker Sensus Sudah Nempel

9 Mei 2010   09:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:19 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_136996" align="alignleft" width="296" caption="Kami Mau Dihitung"][/caption] Indonesia tahun ini sedang melaksanakan hajat besar. Setelah tahun 2009 kemarin melaksanakan pemilu, tahun ini Indonesia melaksanakan sensus penduduk. Sensus penduduk ini penting karena akan menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan ke depan oleh pemerintah. Sensus penduduk 2010 adalah sebuah kegiatan rutin 10 tahunan yang bertujuan untuk mengetahui data-data kependudukan Indonesia. Data-data tersebut pada akhirnya akan menjadi sebuah informasi penting dalam menyusun kebijakan ke depan guna kemajuan bangsa ini. Pelaksanaan sensus penduduk ini tentu harus mendapatkan dukungan penuh dari semua pihak. Kompetensi petugas sensus dan tentunya partisipasi penduduk sebagai objek sensus sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan besar ini. *** Ada kejadian aneh tentang sensus ini yang perlu ditanggapi serius. Hal ini berkaitan dengan apa yang terjadi pada keluarga saya dan cerita dari seorang teman. Sejak sensus pertama kali dibuka pada tanggal 01 Mei 2010 kemarin, kami belum juga di sensus. Permasalahan utamanya terletak pada keanehan menempelnya stiker tanda sensus di kaca depan rumah. Sebagai warga negara yang baik, saya tentu sangat antusias ingin ikut menyukseskan hajatan besar ini. Menempelnya stiker sensus penduduk ini terjadi 2 hari yang lalu. Saat saya terbangun pagi hari sekitar jam 9 karena setelah sholat subuh hari itu, mata tidak mau kompromi dan kembali menutup, saya mendapati stiker itu sudah tertempel jelas di kaca rumah.Pertanyaan tanda heran kemudian muncul, "ini kapan ditempelnya?" Pagi kemarin ketika saya biasa beranjak ke depan rumah untuk mengambil koran langganan yang biasa, stiker sensus itu belum ada. Rasa penasaran saya ini kemudian saya tanyakan kepada kedua orang tua saya ketika beliau berdua datang setelah bekerja. saya mencoba bertanya sejak kapan stiker ini ada, dan kapan keluarga kami di sensus. Jawaban keluarga saya adalah, "tidak tahu". Sebuah jawaban yang sangat membuat heran. "Belum di sensus kok stikernya sudah menempel jelas" begitu gumam saya dalam hati. Keheranan saya bertambah besar ketika seorang teman juga menceritakan hal yang sama. Tempat kostnya juga sudah ditempeli stiker tanda sensus telah dilakukan. Padahal dia dan teman-temannya belum merasa didatangi petugas sensus dan dimintai keterangan. *** Kedua kejadian di atas kemudian menimbulkan pertanyaan besar dalam benak saya. apakah ini sebuah kesengajaan? Apakah ini sebuah kebetulan belaka atau memang hal ini juga terjadi di pelosok negeri yang lain? Apa jadinya jika ini juga terjadi di lain tempat? Sebuah informasi yang disajikan, keakuratannya ditentukan oleh benar tidaknya cara pengambilan data. Andai hanya 1 atau 2 rumah saja yang kejadiannya seperti yang saya alami, mungkin bukanlah masalah besar, namun apa jadinya jika ini banyak dilakukan oleh oknum petugas sensus yang lainnya? Tentu pada akhirnya sensus penduduk ini patut dipertanyakan kebenaran datanya. Ketiadaan tuan rumah yang menyambut petugas sensus tentu tidak bisa dijadikan sebagai pembenaran tindakan oknum petugas untuk melewatkan rumah tersebut namun tetap menempelkan stiker tanda sensus sudah dilakukan. Setiap rumah tentu tidak selalu ada penghuninya. Bisa jadi saat petugas datang, mereka sedang bekerja. Melewatkan dan mendatanginya dilain waktu tentu adalah tindakan yang seharusnya dilakukan. Saya membayangkan apa kiranya yang diisi oleh petugas sensus itu dalam formulir pendataan. Sebuah formulir pendataan sensus tentunya bukanlah hanya berisi tentang nama dan jumlah anggota keluarga yang mungkin bisa dengan mudah diisi oleh petugas sensus. Banyak item-item lainnya yang mendetail yang juga perlu ditanyakan dan bukan diisi secara sembarang. *** Kejadian-kejadian seperti di atas tentu sebuah hal yang sudah diperkirakan oleh BPS sebagai pelaksana tugas. Perlu integritas tinggi yang dimiliki petugas sensus untuk mendapatkan data semaksimal mungkin. Kebijakan-kebijakan penanggulangan sangat diperlukan untuk menindaklanjuti hal ini agar data sensus yang didapat dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Terakhir semoga apa yang terjadi pada keluarga saya dan teman saya di atas tidak ditemukan di banyak tempat lainnya. Semoga saja sampai akhir bulan ini, akan kembali datang petugas sensus mendatangi tumah saya untuk kembali mendata keluarga kami. __________________ Pastikan anda dihitung!!! Lalu bagaimana jika petugas tidak mendatangi kami? Sumber Gambar klik disini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun