Mohon tunggu...
Izal Aja Dulu
Izal Aja Dulu Mohon Tunggu... lainnya -

Biru

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Gadis Berdarah Aceh

25 Februari 2011   14:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:16 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12986435941599674771

Ketika semua mulai terlupakan, kamu malah semakin kuat terpatri dalam ingatan. Begitu kuatnya ingatanku tentang kamu, sampai-sampai aku harus terlihat kaku ketika semua orang bertanya tentang kamu. "Sebetulnya, gimana perasaan kamu terhadapnya brad?" begitu tanya seorang teman. Kamu tau aku menjawab apa? aku hanya tersenyum. Bukan karena aku tak yakin dengan apa yang kurasakan, namun justru karena aku begitu yakin menyayangi dan mencintai kamu hingga membuat lidah ini kelu dan hanya berusaha menyunggingkan senyuman agar terlihat lebih tenang. Sampai saat ini aku bahkan tidak mempunyai keberanian apapun untuk mengungkapkan semuanya dihadapan kamu. Jangankan mengungkapkan perasaan, bertegur sapa pun aku kaku. AKu tak sempat lagi menyapamu dalam media apapun. Dunia maya yang dulu membuat perkenalan kita terasa istimewa, sudah tidak mampu lagi menjadi media penghantar keceriaan dan kesedihan kita. Jangan tanya bagaimana dengan pertemuan langsung di dunia nyata. Aku bahkan harus membuat alesan yang tetap agar bisa kembali bertemu denganmu, sayangnya, alesan itu belum juga kutemukan. Bagaimana dengan media telekomunikasi, sepeti handphone? atau minimalnya SMS. Sama saja, aku bingung. [caption id="attachment_91238" align="alignleft" width="390" caption="Inilah kamu dimataku (google)"][/caption] Sejujurnya aku tak tenang. Umur kita yang tidak lagi remaja, umur yang menginjak dewasa, membuat aku takut. Aku takut akan kehilangan semuanya. Harapan, kebahagiaan masa depan yang kudamba bersamamu, aku takut kehilangan itu semua. Umurku kemudian akan menginjak 25 tahun ini dan umurmu yang akan menginjak 22 tahun benar-benar membuat aku takut. Aku takut kamu akan segera dipinang laki-laki lain. Sementara aku belum sempat memberitahu tentang perasaanku padamu. Aku takut semuanya berubah begitu cepat. Atau jangan-jangan kamu sudah dipinang oleh jantan lain? entahlah...aku hanya menyerahkan semua perasaanku ini padaMu ya rabb... Kamu yang berdarah Aceh bahkan mungkin adalah keturunan Cut Nyak Dien, benar-benar telah membuat aku kagum. Lupakan sejenak tentang fisik karena perasaan kekaguman ini justru tumbuh jauh-jauh hari sebelum kita sempat bertatap muka. Aku mengagumimu dari caramu berpikir, caramu berpendapat, beragumentasi. Entahlah...aku menganggapmu adalah perempuan istimewa sejak pertama kali bertemu denganmu di dunia maya. Bahkan begitu pun dengan ibuku, ketika beliau bertemu denganmu di sebuah tempat ketika ibuku sakit. Ingat bukan? Ya...ibuku pun mengaggumimu dari cara berpakaianmu yang terlihat sopan, anggun dan tentu saja cantik, begitu katanya. AKu belum menjadi apa-apa sekarang. Sampai saat ini aku hanya terus berusaha dan berdoa, agar aku masih mempunyai waktu sekitar 1 atau 2 tahun lagi untuk benar-benar menjadi pria yang siap untuk melakukan apapun untukmu, bahkan menikahimu. Semoga saja. Aku kadang berpikir, keenggananku untuk mengatakan semua perasaanku padamu ini adalah sikap yang paling bijaksana, namun ternyata banyak pula kawan lain yang justru menyebut ini sebagai sikap egois. Bukankah akan lebih egois jika aku memaksakan semuanya padahal aku tahu waktunya belum tepat? "Tepat menurut siapa?" begitu seorang kawan menyanggah pendapatku. Jangan-jangan aku memang benar-benar egois. Huh...entahlah... Sudahlah, aku sangat yakin Alloh Swt itu maha segalanya. Semuanya pasti dalam kendalinya. Aku hanya menjalani hidup ini dengan sebaik mungkin dengan begitu menyakini bahwa masa depan sudah ada yang mengatur. Semoga kamu adalah jodohku, semoga kamu adalah pendampingku yang dipilihkan Alloh Swt untukku. Owh ya...terakhir aku ingin bertanya, "apa kabarmu disana wahai gadis berdarah Aceh?"

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun