Mahasiswa program studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya, Universitas Trunojoyo Madura membantu para pelaku UMKM di bidang pangan meningkatkan produktivitas penjualan di Dusun Kauman, Socah. Pelaku UMKM di bidang pangan ini terdiri dari beberapa pelaku yaitu penjual sewel, kerupuk ikan, jajanan pasar dan pemilik toko kelontong. Sewel dan kerupuk ikan merupakan cemilan yang berasal dari Kec. Socah, salah satunya di Dusun Kauman. Akan tetapi, seiring perkembangan zaman banyak pelaku UMKM yang berasal dari luar daerah mencontoh dengan membuat makanan khas Socah ini. Hal ini membuat para pelaku UMKM di Socah mengalami penurunan. Salah satunya yang dialami oleh Ibu Duryati (51 th), yang biasa dipanggil "bu dur" termasuk pelaku UMKM di bidang pangan yaitu sewel. Bu dur merupakan generasi pertama yang membuat olahan ikan dijadikan cemilan dengan dinamakan sewel dengan varian original. Sebelum mengalami penurunan bu dur dapat membuat olahan sewel sebanyak 15-20 kg selama seminggu. Akan tetapi, setelah banyak pesaing dari luar daerah yg meniru membuat sewel dengan berbagai varian rasa, kini bu dur hanya membuat 2-3 kg selama seminggu. Penurunan produktivitas tidak hanya dialami oleh bu dur saja. Akan tetapi, masih banyak pula pelaku UMKM di bidang pangan lainnya. Ditambah lagi ketidaktahuan para pelaku UMKM dalam menggunakan gadget membuat mereka kesulitan dalam berjualan secara via online. Mahasiswa trunojoyo madura berinisiatif melakukan intervensi agar penjualan dari pelaku UMKM di Socah meningkat. Sebelum melakukan intervensi kelompok kami meminta izin kepada ketua RW di Dusun Kauman. Setelah menemui ketua RW menyetujui dengan senang hati. Metode intervensi yang digunakan ialah observasi dan wawancara terhadap para pelaku UMKM serta membantu pemasaran kepada beberapa toko yang terdapat di Bangkalan Kota dan sekitarnya. Toko yang dilibatkan tersebut terdapat 7 toko yang berlokasi di daerah Bangkalan Kota dan Telang, Kamal. Pemilik toko  mengizinkan sewel dititipkan di toko nya. Pendistribusian ini dilakukan selama 2 minggu. Untuk pertama kali sewel di distribusikan sebanyak 20 bungkus, dikarenakan sewel hanya bisa bertahan selama seminggu. Setiap hari pesanan sewel meningkat, sehingga olahan sewel meningkat sekitar 1 setengah sampai 2 kg adonan sewel selama seminggu. Setelah 2 minggu pelaku UMKM sewel mengantarkan sendiri ke toko yang akan distribusikan dan meminta bantuan kepada keluarga atau melalui sistem COD.