Mohon tunggu...
I Wayan Bagiarta
I Wayan Bagiarta Mohon Tunggu... Insinyur - IWayB

Mari Gemakan Indonesia JUJUR

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Awan Kelam 2020 dan Resolusi 2021

1 Januari 2021   14:00 Diperbarui: 1 Januari 2021   14:58 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tantangan 2021.Surce : www.freepik.com

Awan kelam tidak selamanya menyelimuti  langit,saat matahari bersinar, ia perlahan akan menghilang.( IWayB)

Tahun 2020 baru saja kita lalui,dan kita telah memasuki tahun 2021.Tahun 2020 merupakan tahun dengan awan kelam yang meneylimuti dunia.Pandemi Corona telah merontokkan sendi-sendi kehidupan,terutama kesehatan dan ekonomi.Sampai penghujung tahun ada 83.4 juta jiwa yang terkena kasus positif dan korban yang meninggal sebanyak 1.82 juta jiwa.

Kamis 31 Desember,kita mendapat kabar baik dari pemerintah melaui Menlu Ibu Retno Marsudi,yaitu datangnya Vaksin Sinovac batch ke 2 sejumlah 1.8 juta dosis.Dengan demikian  total vaksin yang ada saat ini berjumlah 3 juta dosis.

Di tempat terpisah, Menkes Bapak Budi Gunadi Sadikin menyatakan,vaksin yang ada akan segera disalurkan ke seluruh pelosok tanah air,untuk segera memulai kegiatan  vaksinasi ke tenaga kesehatan sebagai prioritas utama.

Awan kelam 2020 juga berimbas ke perayaan malam tahun baru.Kondisi pandemi membuat daerah yang umumnya ramai,berubah menjadi lengang.Pemerintah melarang acara kerumunan yang berpotensi penyebaran corona semakin meluas.Tempat-tempat wisata ditutup dan pemda di seluruh negeri melakukan pembatasan jam malam.

Saat situasi nomal,perayaan tahun baru disambut meriah warga di hampir seluruh muka bumi.Sejak sore hari,biasanya sudah terdengar  riuhnya bunyi terompet yang ditiupkan anak-anak dengan riang gembira.Lampu warna-warni menghiasi tempat-tempat keramaian dan sesaknya derah tempat wisata.Menjelang malam,perayaan pun berlanjut sampai detik-detik pergantian tahun.Kita bisa saksikan berbagai hiburan dan  indahnya kilau cahaya kembang api di gelapnya langit malam.Cahaya warna-warni beraneka rupa dan pola,membuat suasana jadi gemerlap penuh suka cita.

Kalau kita lihat ke belakang,perayaan tahun baru tidak terlepas dari sejarah perjalanannya. Dikutip dari berbagai sumber,perayaan tahun baru setiap 1 Januari merupakan fenomena yang relatif baru. Rekaman paling awal dari perayaan tahun baru diyakini berada di Mesopotamia 2000 SM. Ia dirayakan sekitar waktu titik balik musim semi,pada pertengahan bulan Maret.Berbagai tanggal lain yang terkait dengan musim, juga digunakan oleh berbagai budaya kuno. Orang Mesir, Fenisia,dan Persia memulai tahun baru mereka dengan titik balik musim gugur,sementara orang Yunani merayakannya pada titik balik matahari musim dingin.

Kalender Romawi kuno menetapkan 1 Maret sebagai tahun baru. Kalender itu hanya memiliki sepuluh bulan, dimulai dengan bulan Maret. Bahwa tahun baru yang dimulai bulan Maret masih tercermin pada beberapa nama bulan. Bulan kesembilan September hingga kedua belas Desember, awalnya diposisikan sebagai bulan ketujuh hingga kesepuluh.Septem adalah bahasa Latin berarti "tujuh," Okto artinya "delapan," Novem adalah "sembilan," dan Decem adalah "sepuluh".

Pertama kali tahun baru dirayakan pada tanggal 1 Januari di Roma pada tahun 153 SM. ketika raja kedua Roma,Numa Pompilius menambahkan bulan Januari dan Februari.Tahun baru dipindahkan dari Maret ke Januari, karena itu adalah permulaan di tahun sipil.Tetapi tanggal tahun baru ini tidak selalu dirayakan secara ketat dan luas,dan tahun baru terkadang masih dirayakan pada tanggal 1 Maret.

Pada 46 SM Julius Caesar memperkenalkan kalender baru berbasis matahari yang merupakan perbaikan besar pada kalender Romawi kuno, yang merupakan sistem bulan yang menjadi sangat tidak akurat selama bertahun-tahun. Kalender Julian menetapkan bahwa tahun baru akan jatuh pada tanggal 1 Januari,dan di dunia Romawi,1 Januari menjadi awal tahun baru yang dirayakan secara konsisten.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun