Mohon tunggu...
Irwan Kusumah
Irwan Kusumah Mohon Tunggu...

Logika hanya mengantarkan kita dari A menuju B, Tapi imajinasi mengantarkan Kita dari A sampai tak terhingga...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pasar Lilin Astana Anyar

12 Januari 2015   17:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:18 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi anda yang senang berbelanja namun tak memiliki banyak waktu di siang hari. Nah, anda bisa mengunjungi pasar lilin yang terletak di sepanjang jalan Astana Anyar Kota Bandung.

Pasar lilin, begitulah orang-orang menamai pasar yang satu ini. penggunaan lilin bukan karena ada pedagang yang sedang berulang tahun loh. Hhe. Dahulu sebelum teknologi perlistrikan berkembang seperti sekarang, para pedagang menggunakan lilin sebagai alat penerangan untuk memudahkan pembeli melihat barang yang dijajakan.

Pasar lilin mulai beroprasi dari pukul 17.00 hingga pukul 23.00 wib. Para pedagang umumnya adalah pedagang kaki lima (PKL) yang menempati bahu jalan di sepanjang jalan Astana Anyar bersebelahan dengan lapangan Tega Lega, mereka menggunakan sepetak terpal sebagai alas untuk menjajakan dagangannya.

[caption id="attachment_390276" align="alignnone" width="400" caption="pukul 17.00 wib. para pedagan siap menjajakan dagangannya di bahu jalan Astana Anyar Bandung"][/caption]

Berbagai macam barang dari dopet, tas, jaket, hp second berbaris berdempetan di jajakan penjual. Namun, yang mendominasi adalah pedagang alas kaki. Mulai dari spatu futsal, boots, cesual, pantopel, dan juga berbagai model sandal berbahan kulit ataupun karet.

Dahulu umumnya para pedagang menjual alas kaki second (bekas) yang tentunya masih layak pakai. Hingga hari ini pun masih ada beberapa pedagang yang tetap setia menjajakan alas kaki second yang bersaing dengan para pedagang lainnya yang menjajakan alas kaki baru  dengan berbagi macam model terkini

Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, para pedagang mulai mengganti penerangan lilinnya dengan menggunakan lampu neon bertenaga accu 12 volt. Seperti pantauan saya di lokasi, minggu 11/1/12, dari sekian banyak pedagang hanya tinggal satu pedagang yang tetep setia menggunakan lilin. Menggunakan lilin loh, bukan jaga lilin ia.heheh

[caption id="attachment_390278" align="alignnone" width="400" caption="hanya tinggal satu pedagan yang setia menggunakan penerangan lilin"]

1421033628126152005
1421033628126152005
[/caption]

Tidak seperti mol atau pusat perbelanjaan moderen lainnya. Di pasar lilin yang masih terbilang tradisional, harga alas kaki baru atau pun bekas yang dijajakan masih bisa ditawar sesuai kewajaran anda tentunya. Asal jangan terlalu afgan ia (sadisss)

Tak usah sungkan bagi anda sebelum membeli untuk mencoba mengenakan, mencocokan baik sepatu atau pun sandal entah itu baru atau bekas di kaki anda. Bila anda telah mencoba-coba namun belum menemukan yang cocok dan tidak jadi membeli, pedagang di sini tidak akan marah atau kecewa. Asal setelah mencoba ada baiknya simpan lagi di tempatnya, jangan malah di simpan di lapak pedagang sebelah.

Harga yang ditawarkan di pasar lilin sangat bersahabat . Bila anda memiliki isi dompet yang tidak bersahabat, anda bisa mencari alas kaki bekas dengan harga relatif jauh lebih murah, jika anda beruntung dan teliti, anda akan mendapatkan alas kaki bekas dengan kualitas bagus dengan harga murah.

Sudahkah anda punya alas kaki baru? Jika belum, anda wajib mampir ke pasar lilin.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun