Mohon tunggu...
iwan roberto
iwan roberto Mohon Tunggu... -

Setiap manusia berbeda...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Makna Ikhlas...

3 Agustus 2013   21:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:39 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu ini aku telah belajar dari anakku...

Anakku sangat suka sekali dengan mobil-mobilan hot wheels, koleksinya sudah lumayan banyak, lebih dari 40 buah sepertinya.
Hot wheel tersebut sebagian besar dibeli dari hasil tabungannya. Setiap hari dia menyisihkan sebagian uang jajannya untuk ditabung didompet khususnya. Setelah uangnya cukup, baru dia menuntut untuk diantarkan ke hyper market dekat rumah untuk membeli hot wheel kesukaannya. Ada juga yang dibeli karena hasil rengekannya, karena pada saat melihat model hot wheels yang dirasanya cukup menarik, uang tabungannya belum cukup. Jadilah dia merengek dengan janji akan dipotong dari uang jajannya.

Hari minggu lalu, datang teman jauh, dari kampung pelosok, keluarga sangat sederhana. Turut pula dibawa anaknya, seumuran anakku.

Namanya anak-anak, mereka langsung cepat akrab. Asyik mereka bermain berdua. Main apa saja. Termasuk hot wheels juga dimainkan. Seru sekali mereka bermain hot wheels.

Sorenya temanku pamit pergi, karena mereka akan menginap ditempat lain. Anaknya terlihat berat meninggalkan permainan yang sedang seru-serunya. Begitu pula anakku. Asyik sekali mereka rupanya.

Saat pulangnya, kulihat anak temanku membawa kantong kresek hitam.

***

Istriku yang pertama kali memberitahukan kepadaku, bahwa mobil-mobilan hot wheels anakku tidak ada lagi, hilang semua.

Kulihat anakku tenang saja, seperti tidak kehilangan mainan koleksi kesukaannya.

"Saya berikan kepada Amir, Bah", kata anakku tenang.
"Semua??" tanyaku kaget.
"Iya, semua.." jawab anakku.
"Hah???" seru ku.
"Ah, hanya mobil-mobilan saja, Bah" tenang anakku berbicara begitu.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun