Mohon tunggu...
Iwan Nugroho
Iwan Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Ingin berbagi manfaat

Memulai dari hal kecil atau ringan, mengajar di Universitas Widyagama Malang. http://widyagama.ac.id/iwan-nugroho/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ketika Profesor Diminta Mengajar Murid SD

2 Mei 2016   21:18 Diperbarui: 4 Mei 2016   09:44 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Profesor turun gunung (Sumber: Radar Malang, 2 Mei 2016)

Bagaimana rasanya mengajar murid sekolah dasar (SD)? Inilah yang menjadi tantangan besar bagi seorang profesor. Menghadapi mahasiswa adalah makanan sehari-hari, seminar di depan para pakar sudah biasa. Tapi ini, profesor harus mengajar murid SD. Wooow pasti menarik.

Program inilah yang digagas oleh koran Radar Malang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2016, sekaligus berdirinya 17 tahun koran tersebut. Ada 17 profesor di Malang yang dikerjai para wartawan untuk turun gunung, untuk mengajar di berbagai SD di kota Malang, Kabupaten Malang dan kota Batu. Sekolah SD dipilih bukan di tengah kota, di mana para gurunya benar-benar berjuang untuk mendidik murid. Harapannya para profesor memberikan motivasi, menanam karakter, menunjukkan jalan agar murid dapat mencapai cita-citanya.

prof-ngajar5-57275e025a7b61b10958dd80.jpg
prof-ngajar5-57275e025a7b61b10958dd80.jpg
Murid SDN Merjosari 4 Malang (koleksi pribadi)

Penulis diberi tugas untuk mengajar di SDN Merjosari 4, Kota Malang, yang letaknya masih seperti lingkungan desa. Pikiran juga sempat galau.... Mau apa? Ngajar apa ke murid? 

Senin pagi pukul 7.30, penulis sudah tiba di sekolah. Saat itu, murid dengan mengenakan pakaian adat/daerah sedang upacara bendera. Menurut kepala sekolah, guru sangat diandalkan untuk mendidik atau mengajar murid, karena umumnya orang tua murid kebanyakan petani dan kurang memperhatikan pendidikan anaknya.

Kepala sekolah menyatakan bahwa murid-murid dikumpulkan di lapangan, dan siap menerima profesor.  Haahh betapa terkejutnya.... berarti ini bukan mengajar di kelas, bisa-bisa seperti orasi seperti kampanye caleg atau pilkada. Penulis nggak mikir panjang, anggap saja ini latihan orasi kampanye.... barangkali nanti ada parpol yang mau meminang..he..he.

prof-ngajar6-57275e64ec967345147049bd.jpg
prof-ngajar6-57275e64ec967345147049bd.jpg
Profesor Mengajar SD (Koleksi Radar)

Penulis akhirnya larut dalam lapangan bersama murid dan guru. Kepala sekolah sudah mengondisikan dengan baik. Suasananya benar-benar santai, para murid yang berjumlah 120 anak itu duduk di lapangan, sambil bercanda... Namanya juga anak-anak. Penulis lebih banyak berinteraksi, bertanya, atau menjawab dibanding memberi nasihat.

Penulis minta murid maju ke depan, dan memberi pertanyaan seputar Ki Hajar Dewantoro, Taman Siswa, termasuk semboyan ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri andayani. Umumnya murid paham hal tersebut. Penulis juga meminta murid untuk menyebutkan nama temannya yang bisa menjawab suatu pertanyaan. Ini juga agar suasananya menjadi “milik” anak-anak sendiri. Kami kebetulan sudah menyiapkan hadiah untuk mereka, untuk menghibur anak-anak ini.

Hal lucu terjadi saat bertanya ke salah satu murid.
"Dewa cita-citanya apa?"
“Jadi pembalap,” katanya.
Waoow, ternyata anak-anak di sini mengenal Rio Haryanto. Balapan F1 populer di daerah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun