Mohon tunggu...
Iwan Nugroho
Iwan Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Ingin berbagi manfaat

Memulai dari hal kecil atau ringan, mengajar di Universitas Widyagama Malang. http://widyagama.ac.id/iwan-nugroho/

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Kasus e-KTP, Contoh Beratnya Memegang Amanah Seorang Pemimpin

12 Maret 2017   00:21 Diperbarui: 12 Maret 2017   18:00 3683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (http://assets.kompas.com)

"Leadership requires five ingredients--brains, energy, determination, trust, and ethics. The key challenges today are in terms of the last two--trust and ethics." --Fred Hilmer

Membaca berita tentang kasus korupsi e-KTP (1, 2, 3), sungguh mencengangkan.  Bila benar terbukti, betapa masifnya mereka melakukan tindakan korupsi. Padahal kejadian itu, sekitar tahun 2010, sebenarnya suasana sedang getol memerangi korupsi dan kiprah KPK lagi berkibar.

Kabarnya dari anggaran e-KTP senilai 5.9 triliyun rupiah, 51 persen untuk proyek, sementara sisanya 49 persen untuk dibagi-bagikan ke para politisi, birokrasi dan rekanan.  Tiba-tiba hati kecil bertanya, kok sampai hati atau teganya mereka melalukan itu.   

Saya tidak paham perihal kasus hukum, jadi saya tidak membuat analisis hukum. Tulisan ini hanya untuk mengingatkan, paling tidak untuk diri sendiri, betapa kekuasaan itu begitu mudah memperdaya seseorang.  Saya pernah menulis kekuasaan itu seperti perempuan yang cantik, membuat orang mudah terlena dan teperdaya (4).

Hasil riset Gorsira dkk (5) menunjukkan bahwa motif orang korupsi bukan karena alasan ekonomi, tetapi lebih kepada lemahnya nilai moral, faktor (kolektif) ikut teman, dan kurang memahami aturan.  Korupsi juga dipicu oleh adanya kesempatan.   

Implikasi hasil riset itu menunjukkan bahwa dorongan aksi korupsi begitu kuat membobol pengendalian diri seseorang, sehingga ia dipastikan atau tinggal menunggu waktu untuk jatuh di lobang penyalahgunaan wewenang atau korupsi.  Ini menjadi pelajaran penting bagi siapa saja, bukan hanya para pejabat publik, tetapi juga bagi pimpinan korporat, lembaga privat termasuk di kehidupan rumah tangga.

Bagi seorang pemimpin, agar ia dapat menjalankan amanah, maka hasil riset Gorsira memberikan panduan sebagai berikut.

Memahami etika dan moral.  Etika dan moral memandu seseorang untuk punya karakter amanah, jujur dan tanggungjawab.  Etika itu memancarkan sikap seseorang (dan keluarganya) untuk berhati-hati tidak melanggar, pandai menempatkan diri, dan tidak membuka peluang bagi aktivitas korupsi.  Seorang pemimpin wajib berilmu perihal norma dan etika itu. 

Ia perlu belajar banyak, memperdalam ilmu agama dari guru yang benar, menguasai akhlak, serta menghormati dan mematuhi nasehat orang-orang tua.  Belajar perihal etika, norma atau agama, membuat hati selalu ikhlas dan rendah hati.  Ini membuat pemimpin selalu berpikir untuk orang lain, orang yang patut dibantu; sekaligus mengendalikan diri dari godaan keduniaan.

Memilih teman.  Pemimpin perlu berteman dengan banyak orang, agar ia memahami karakter masing-masing.  Namun pertemanan itu tidak asal ikut menjadi follower, tapi harus punya karakter kuat untuk menolak ajakan, tipu daya, atau rayuan teman yang terindikasi korupsi.  Pemimpin justru perlu menjadi inspirator bagi anak buahnya.  Ia menyebarkan nilai-nilai positif, mendorong semangat belajar, dan meningkatkan produktivitas.

Jauhi teman yang mementingkan keduniaan semata, misalnya sifat-sifat transaksional, berambisi akan jabatan, hidup bermewahan dan berorientasi jangka pendek.   Pilihlah teman yang bisa menasehati dalam kebaikan, hidup sederhana, jujur dan lembut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun