Ukuran alun-alun Batu kurang dari satu hektar, seolah terasa sesak saat pengunjung memuncak. Â Namun, itu tidak perlu dikuatirkan. Â Umumnya pengunjung menyebar ke tempat kuliner. Â Kuliner khas Batu sangat diminati, antara lain STMJ, ketan, ronde, cwie mie, jagung rebus, jagung serut, es pelangi, dan aneka pangan lainnya. Â Semua tersedia dengan harga terjangkau. Â Para pedagang kecil tertata rapi di sekitar alun-alun dan masjid, termasuk toko suvenir, memberi kenyamanan kepada pengunjung/wisatawan.
Di sebelah selatan alun-alun lebih ramai pengunjung, khususnya didominasi anak-anak muda. Â Disini layanan warung atau toko ditata layaknya kafe modern, dengan disain, warna dan tata sinar lampu menyolok. Terkadang juga ada kegiatan nobar (nonton bareng) live dari channel TV olahraga. Meja kursi tertata di trotoar jalan, mirip dengan Old Town Square kota Praha. Â Pengunjungnya penuh sambil ngopi dan bercengkerama.
Apa yang harus dibenahi?
Visi kota wisata Batu adalah pengembangan pariwisata internasional (3). Â Ini sudah tepat mengingat modal dasar keramahan wisata sudah dimiliki. Â Tinggal bagaimana memenuhi kriteria, persyaratan dan sertifikasi untuk hotel, homestay, dan fasiltas publik lainnya (4). Â Penyelenggaraan Batu International Islamic Tourism, pada awal Desember 2016 oleh pemerintah kota Batu menunjukkan komitmen tersebut.
Tugas besar adalah memperbaiki akses dan infrastruktur menuju dan di dalam kota Batu. Â Ini menjadi keluhan utama penyebab kemacetan sejak dari Malang. Â Moda transportasi publik dalam kota perlu ditata dan dibenahi. Â Mobil angkot tidak layak untuk ukuran badan wisatawan Eropa, ngetem lagi...duhh. Â Perlu ada bis wisata ukuran sedang dengan jadwal tepat waktu yang menghubungkan Alun-alun ke obyek-obyek wisata dalam kota.Â
Kota Batu masih belum memiliki agenda rutin tahunan event wisata. Â Di dalamnya dapat disisipkan dua agenda festival wisata internasional sebagai puncaknya. Â Tradisi karnaval tahunan setiap 17 Agustus dapat dipromosikan, dengan pembenahan substansi dan kemasan mengikuti kemasan internasional, misalnya festival bunga atau hortikultur sebagai ikon pertanian kota Batu. Ini dapat mencontoh wisata Banyuwangi (5)
Selamat berlibur..