Mohon tunggu...
Iwan Nugroho
Iwan Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Ingin berbagi manfaat

Memulai dari hal kecil atau ringan, mengajar di Universitas Widyagama Malang. http://widyagama.ac.id/iwan-nugroho/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menikmati Alun-alun Kota Batu

30 Desember 2016   00:02 Diperbarui: 31 Desember 2016   13:23 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Es pelangi (kiri) dan minuman ronde (kanan) (koleksi pribadi)

Alun-alun (atas) dan penanda masuk kota (bawah) (koleksi pribadi)
Alun-alun (atas) dan penanda masuk kota (bawah) (koleksi pribadi)
Pada malam hari, alun-alun lebih ramai dikunjungi wisatawan.  Udara sejuk malam hari ..sangat khas, Batu banget.  Wisatawan tua muda nyaman menikmati suasana udara terbuka, saling berfoto, dalam terang dan remangnya lampu kota. Anak-anak juga gembira, melompat dan ceria.  Terkadang saat di jalan berlalu kendaraan bis, yang membunyikan telolet..mereka berteriak heboh .. om..om telolet om.

Masjid Annur (koleksi pribadi)
Masjid Annur (koleksi pribadi)
Masjid Annur, adalah masjid agung kota Batu dengan bangunan dan disain interior yang eksotik.  Masjid memenuhi kebutuhan ibadah wisatawan dan makmur dengan kegiatan kajian setiap maghrib hingga Isha.  Banyak wisatawan lokal di sekitar Malang memang memiliki tujuan untuk beribadah disini, setelah itu baru ke alun-alun. Tidak ada salahnya, masjid ini meniru pengelolaan masjid Sultan di Singapura (2), yang mempromosikan masjid untuk wisata budaya, dilengkapi audio video, sekaligus untuk dakwah.

Ukuran alun-alun Batu kurang dari satu hektar, seolah terasa sesak saat pengunjung memuncak.  Namun, itu tidak perlu dikuatirkan.  Umumnya pengunjung menyebar ke tempat kuliner.  Kuliner khas Batu sangat diminati, antara lain STMJ, ketan, ronde, cwie mie, jagung rebus, jagung serut, es pelangi, dan aneka pangan lainnya.  Semua tersedia dengan harga terjangkau.  Para pedagang kecil tertata rapi di sekitar alun-alun dan masjid, termasuk toko suvenir, memberi kenyamanan kepada pengunjung/wisatawan.

Es pelangi (kiri) dan minuman ronde (kanan) (koleksi pribadi)
Es pelangi (kiri) dan minuman ronde (kanan) (koleksi pribadi)
Sebagian keramaian ada di sekitar Batu Plaza.  Ini termasuk area parkir utama bagi pengunjung.  Disini berjajar puluhan pedagang makanan dan minum, siap memenuhi selera wisatawan.  Saya biasa duduk di dekat masjid sambil menikmati ronde untuk menghangatkan badan.  Disini juga ada pemandangan orang-orang bermain catur, bisa untuk berlatih adu strategi pemikiran.

Di sebelah selatan alun-alun lebih ramai pengunjung, khususnya didominasi anak-anak muda.  Disini layanan warung atau toko ditata layaknya kafe modern, dengan disain, warna dan tata sinar lampu menyolok. Terkadang juga ada kegiatan nobar (nonton bareng) live dari channel TV olahraga. Meja kursi tertata di trotoar jalan, mirip dengan Old Town Square kota Praha.  Pengunjungnya penuh sambil ngopi dan bercengkerama.

Kedai ketan lorong (koleksi pribadi)
Kedai ketan lorong (koleksi pribadi)
Kedai ketan banyak dijumpai di sekitar alun-alun.  Namun ada yang unik disini, saya sering beli ketan di kedai lorong.  Lokasinya di sebelah selatan alun-alun.  Kedai ini hanya selebar 1 m, berupa lorong antar dua bangunan sepanjang sekitar 15 m.  Di dalam lorong ada meja satu sempit sepanjang 2 m, cukup untuk 4 orang.  Pengunjung harus mepet tembok untuk saling lewat berpapasan.  Pembeli dapat makan di tempat, dengan memilih di kursi dan meja yang ada di trotoar.  Karena jumlahnya terbatas, pembeli sering pesan bungkus, seharga empat ribu rupiah per bungkus,..sangat murah dan mengenyangkan.  Khusus kedai lorong ini, buka sejak pagi; biasa melayani jamaah setelah sholat Shubuh di masjid Annur. 


Apa yang harus dibenahi?

Visi kota wisata Batu adalah pengembangan pariwisata internasional (3).  Ini sudah tepat mengingat modal dasar keramahan wisata sudah dimiliki.  Tinggal bagaimana memenuhi kriteria, persyaratan dan sertifikasi untuk hotel, homestay, dan fasiltas publik lainnya (4).  Penyelenggaraan Batu International Islamic Tourism, pada awal Desember 2016 oleh pemerintah kota Batu menunjukkan komitmen tersebut.

Tugas besar adalah memperbaiki akses dan infrastruktur menuju dan di dalam kota Batu.  Ini menjadi keluhan utama penyebab kemacetan sejak dari Malang.  Moda transportasi publik dalam kota perlu ditata dan dibenahi.  Mobil angkot tidak layak untuk ukuran badan wisatawan Eropa, ngetem lagi...duhh.  Perlu ada bis wisata ukuran sedang dengan jadwal tepat waktu yang menghubungkan Alun-alun ke obyek-obyek wisata dalam kota. 

Kota Batu masih belum memiliki agenda rutin tahunan event wisata.  Di dalamnya dapat disisipkan dua agenda festival wisata internasional sebagai puncaknya.  Tradisi karnaval tahunan setiap 17 Agustus dapat dipromosikan, dengan pembenahan substansi dan kemasan mengikuti kemasan internasional, misalnya festival bunga atau hortikultur sebagai ikon pertanian kota Batu. Ini dapat mencontoh wisata Banyuwangi (5)

Selamat berlibur..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun