Serangan-serangan tipe itu tentunya tidak akan melukai kita secara fisik bukan? Hanya "mungkin" akan melukai secara hati, itupun bisa Anda tangkis jika Anda memiliki harga diri dan kekuatan hati yang tinggi.
Mengapa Bisa Bermanfaat?
Segala tindak tanduk Anda ada saja nyinyirannya. Bahkan, Anda sudah mencitrakan diri layaknya manusia paling sempurna dan paling berbuat baik kepada masyarakat pun ada saja nyinyirannya (baik dari serangannya secara langsung maupun dari para buzzer-nya). Intinya dia lah yang paling getol menyerang Anda.
Sampailah suatu momen debat kandidat calon ketua RT, di mana Anda berdua saling berhadapan dengan podium yang juga berdekatan. Saat Anda menyampaikan argumen, omongan Anda langsung dipotongnya:
"Hei, mulutmu busuk sekali. Sikat gigi nggak kau? Ngurus gigi aja ga bisa, kok sok-sokan mau ngurus warga?"
Kira-kira apa reaksi Anda? Kalau kita bijak, kita justru berterima kasihlah dengan mereka. Sebab dari merekalah kita bisa mengetahui kelemahan dan kekurangan diri kita. Akhirnya, sepulang debat Anda akan berkomitmen untuk selalu menyikat gigi sebelum ngomong di depan umum. Dan pastinya, masalah bau mulut Anda akan segera teratasi!
Serangan musuh (misalnya kasus calon ketua RT tadi) seringkali lebih jujur atas kelemahan kita. Ia bahkan lebih tahu dengan kelemahan dan kekurangan diri kita dibandingkan diri sendiri ataupun orang terdekat kita. Hal inilah yang bisa Anda manfaatkan sebagai bahan evaluasi dan improve diri.
Pentingnya Memiliki "Musuh"
Dalam dunia bisnis dan korporasi, memiliki "musuh" adalah hal yang sangat biasa. Bahasanya disebut dengan "kompetitor". Dengan adanya kompetitor, kita cenderung merasa selalu tersaingi. Sehingga, kita yang tidak mau kalah pun mau tak mau terus meng-upgrade diri agar tidak ketinggalan dengan kompetitor.