Berdasarkan foto-foto yang ada di museum, dapat diketahui juga bahwa tangsi ini pernah dimanfaatkan sebagai sekolah untuk anak-anak di sekitarnya. Terlihat beberapa foto yang menunjukkan anak-anak pribumi sedang beraktivitas di tempat terbuka di tangsi ini misalnya bermain sepak bola.
Bahkan terdapat juga foto-foto yang menunjukkan aktifitas seorang tentara Belanda bernama Adolf di sekitaran area bangunan ini.
Belum diketahui pasti siapa sebenarnya si Adolf ini, apakah seorang pejabat atau hanya kroco biasa. Namun dari foto-foto diketahui bahwa Adolf aktif menjalankan dan mendokumentasikan pekerjaannya di sini, seperti bertemu dengan para pejabat pribumi lokal.
Sumur Tua dan Sisa-Sisa Bangunan
Di beberapa titik, terdapat sumur tua yang bisa Kompasianers temukan di sini. Menurut keterangan penjaga, sumur di sini berisi air tawar meskipun air sungai bersifat payau karena lebih dekat dengan laut.
Kini sumur tua tersebut sudah lebih terawat dan masih dapat digunakan hingga saat ini, dengan air yang tentu masih jernih. Bahkan, terlihat beberapa ikan kecil hidup di dalam sumur ini.
Pada bagian komplek yang dekat Sungai Siak, terdapat suatu mirip reruntuhan dengan bentuk mirip batu bata. Penjaga menuturkan, bahwa ini dahulunya merupakan tempat penyimpanan batu bata yang digunakan untuk pembangunan.
Ia juga menuturkan bahwa batu bata ini asli dibawa dari Negeri Kincir Angin. Bicara masalah kualitas, tentu tidak perlu diragukan lagi. Terbukti hingga hari ini, tumpukan-tumpukan batu bata tersebut masih kokoh terpajang di lokasi.
Penutup