Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah (Jembatan TASL)
Jembatan inilah yang menjadi penghubung utama antara wilayah Kota Siak pada bagian utara dan selatan Sungai Siak. Selain itu, jalannya yang lebar dan kondisi lalu lintas yang renggang semakin menambah kesyahduan jembatan yang dinamakan berdasarkan permaisuri Sultan Syarif Kasim II, sultan terakhir dari Siak ini.
Untuk menggunakan fasilitas elevator, Kompasianers bisa mengaksesnya melalui taman di bagian bawah jembatan. Pada taman ini pula, terdapat tugu tanjak yang merupakan penutup kepala khas kebanggaan Melayu Riau.
Kesan rapi dan bersih sangat terasa pada bagian taman yang terletak di bawah Jembatan TASL ini.Â
Istana Siak
Bangunan bercat kuning ini berdiri kokoh bersamaan dengan taman-taman indah yang ditumbuhi berbagai tanaman hias. Layaknya kesan Kota Siak secara keseluruhan, seisi komplek istana ini sangatlah rapi dan terawat sebagai bukti kepedulian pemerintah setempat terhadap cagar budaya yang dimilikinya.
Dahulu, Istana Siak yang bernama Istana Asserayah Hasyimiyah ini digunakan sebagai kantor pemerintahan utama Sultan Siak. Berdampingan dengan bangunan ini ialah Istana Latifah, yang menjadi tempat peristirahatan Sultan Siak.
Saat ini, Istana Siak telah dijadikan museum yang menyimpan banyak sekali benda-benda bersejarah terkait dengan Kesultanan Siak. Barang-barang antik tersusun rapi dan bersinergi satu sama lain seolah-olah menceritakan secara bisu kebersamaan yang ada di zaman Kesultanan Siak.
Selain itu Kompasianers juga bisa melihat banyak foto arsip nasional yang bernilai sejarah. Mulai dari periode kesultanan hingga pasca kemerdekaan Indonesia dan wafatnya sang sultan.
Untuk dapat menyaksikan secara langsung sejarah Siak di sini, cukup membayar karcis seharga Rp10.000,- per orang dewasa di hari kerja. Di dalam istana juga sudah terdapat petugas yang siap membantu Kompasianers dalam menjelaskan sejarah dari masing-masing bagiannya.