Mohon tunggu...
Iwan Setiawan
Iwan Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk Indonesia

Pustakawan, dan bergiat di pendidikan nonformal.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Bertualang di Tiga Museum Kebanggaan

12 Oktober 2021   12:57 Diperbarui: 12 Oktober 2021   13:01 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rangkaian kejutan dialami Larry, petugas penjaga malam sebuah museum. Pada malam pertama ia bertugas, sebuah kerangka T-Rex mendadak hidup. Fossil binatang purba itu mengejar kemana pun ia lari. 

Dengan mudah ia menemukan tempat Larry bersembunyi. Tibalah saat Larry tersudut. Tinggal selangkah, gigi-gigi runcing binatang raksasa itu melumatnya. 

Beruntung, Larry memegang buku panduan museum. Berbekal petunjuk dari buku itu, Larry mampu menjinakan si binatang pemangsa. Rupanya, T-Rex yang kesepian hanya ingin mengajak Larry bermain lempar-tangkap tulang bersamanya. Kelakuan yang jadi kebiasaan anjing piaraan.

T-Rex bukan satu-satunya binatang koleksi museum yang mendadak hidup saat malam tiba. Bersamanya ada Gajah, Banteng, Singa dan binatang Benua Afrika lainnya. Ada pula monyet lucu namun ngeselin, Dysan, yang juga turut hidup. Semua membuat Larry kerepotan.

Beruntung di museum tempat Larry bekerja terdapat patung Theodore yang sedang menunggang kuda. Ada pula ratusan manusia Suku Mayo berukuran mini. Mereka pun terbangun dari tidurnya. 

Mereka yang menolong Larry terlepas dari segala kesulitan.

Walau hanya kisah rekaan, lakon Larry mewakili perasaan setiap orang yang berkunjung ke museum. Sontak hati kecil kita berkata andai yang kita saksikan di museum hidup kembali. Dan seperti mengetahui apa yang kita pikirkan, kumpulan benda koleksi itu seperti hidup. Sorot matanya memancarkan aura.

Museum menyimpan beraneka hal berkaitan dengan peradaban manusia. Museum "merekam" kehidupan yang berlangsung pada kurun waktu tertentu. Ibarat buku, museum menyimpan informasi ilmu pengetahuan yang sangat berharga.

Seperti museum tempat Larry berkisah tentang "Night at Museum" nya, Kota Bandung memiliki jenis museum yang kurang lebih sama, bernama Museum Geologi. Tempat ini pun menyimpan beraneka jenis binatang purba yang hidup pada berbagai babakan waktu. 

Tak ketinggalan, museum yang berdiri di jantung kota ini menyimpan reflika kerangka Tyronosaurus Rex, atau T-Rex yang hampir saja melumat Larry.

Berkunjung ke Museum Geologi, kita disuguhi informasi yang seakan tak putus-putus. Begitu memasuki pintu, kita melihat ruangan besar yang dihuni deretan binatang yang hidup pada zaman purba. 

Setiap mata tentu tak luput melihat kerangka binatang setinggi langit-langit rumah, berkaki empat yang dua kaki depannya mengangkat. Inilah salah satu ikon museum bernama T-Rex.

Melangkah menuju arah kanan dari pintu masuk, kita memasuki ruangan yang menyimpan fosil manusia purba. Terdapat deretan tengkorak manusia yang dilabeli pythocantropus erectus. Ada pula fosil binatang yang hidup sezaman dengan golongan manusia yang berjalan dengan tegak ini.

Pada ruangan lain kita disuguhi beragam informasi ke-ilmu bumi-an. Bagaimana ilustrasi lapisan bumi, terjadinya gunung berapi dan proses terjadinya ledakan gunung berapi. 

Terdapat pula alat peraga terjadinya gempa bumi. Pengunjung bisa merasakan tubuh diguncang gempa. Berbeda saat gempa terjadi, ketika mencoba alat simulasi gempa ini, pengunjung tertawa lebar. Tidak terlihat panik seperti orang ketakutan.

m
Museum Manusia Purba, Sangiran

Jejak peradaban manusia pra sejarah  kita  saksikan pula di Museum Sangiran yang terletak di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Gedung museum berdekatan dengan kawasan Situs Fosil Purbakala Sangiran. Situs ini telah ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO.

Museum yang terletak di kawasan berbukit, berhawa sejuk ini merupakan objek wisata yang menarik. Saya telah dua kali datang ke museum yang dilengkapi dengan ruang teater ini. 

Di ruangan ini, pengunjung diantar untuk mengenal lebih dekat kehidupan manusia pra sejarah. Lewat sajian film, pengunjung mendapat gambaran untuk mengenal koleksi museum. Para pengunjung seperti mendapat pembekalan sebelum mengeksplorasi setiap ruangan.

Seperti yang kita dapat di Museum Geologi, di Museum Sangiran kita mendapat banyak informasi berkaitan dengan ilmu Antropologi, Arkeologi, Geologi, dan Paleoantropologi. 

Kita, bangsa Indonesia, patut berbangga memiliki tempat yang menjadi arena penelitian para ahli dari berbagai penjuru dunia. Mereka tak melewatkan kesempatan meneliti manusia pra sejarah di tempat penelitian terpenting dan terlengkap di Asia bahkan dunia ini.

Museum Keraton Surakarta Hadiningrat

Bagaimana kehidupan keluarga raja? Seperti apa bentuk kereta kencana dan tandu yang biasa dinaiki para raja? Informasi mengenai kedua hal ini bisa kita dapat di museum Keraton Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo. Suasana seputar gedung museum yang asri membuat pengunjung merasa kerasan berlama-lama di sini.

Saat kaki melangkah memasuki halaman yang luas, kita disambut oleh pasukan kerajaan. Dengan berpakaian seragam, lengkap dengan senjata pedang, mereka mengucapkan salam selamat datang. 

Dengan ramah, mereka menawarkan bantuan sekiranya ada hal-hal yang kita perlukan. Para pengunjung memanfaatkan kesempatan dengan mengambil photo. Kapan lagi bisa berdiri di samping pasukan pembela raja dan ratu.

Memasuki kompleks museum, kita melihat bangunan tua yang berusia ratusan tahun. Tata letak gedung disusun saling berhadapan antar ruangan. Sebuah ruang terbuka yang lega memanjang, memisahkan  antar ruang. Pada mulanya, museum ini adalah ruang-ruang perkantoran.

Bagian terbesar koleksi museum merupakan perkakas kerajaan. Sebuah ruangan menyimpan cukup banyak meubel yang pernah dipakai keluarga raja. Ada pula alat kesenian seperti gamelan dan yang lainnya. 

Memasuki ruang di sampingnya, kita melihat lemari-lemari besar berisi tombak dan senjata yang dipakai untuk berburu hewan dan melumpuhkan musuh.  

Penutup kepala yang biasa dipakai raja yang mulia juga terpajang cukup banyak. Dengan berbagai bentuk dan bahan pelengkap busana itu terawat dengan baik. Mengamati bentuknya, saya berkesimpulan para raja memiliki ukuran kepala yang rata-rata besar. 

Atau mungkin perancang tutup kepala memiliki misi untuk menampilkan wibawa sang raja, dengan membuat "mahkota" berukuran besar.

Pada bagian lain museum kita menyaksikan deretan kereta kencana dan tandu keluarga raja. Para pengunjung dibuat takjub memandang wujud kendaraan yang dihela Kuda itu.

 Terbuat dari kayu Jati pilihan dengan lekukan-lekukan yang apik. Tak sekadar enak dinaiki, kereta kencana juga indah dilihat. Hal yang sama terlihat pada tandu. Sarana transfortasi itu dibuat dengan rasa seni yang tinggi.

Demikian, oleh-oleh dari perjalanan saya menyambangi tiga museum di Bandung, Sragen, dan Solo. Seperti Larry dalam kisah rekaan "Night at Museum", saya menikmati petualangan yang seru. Namun saya tidak melihat koleksi museum yang hidup kembali. Mungkin karena saya mengunjungi museum di siang hari.  

           
     
   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun