Mohon tunggu...
Iwan Setiawan
Iwan Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk Indonesia

Pustakawan, dan bergiat di pendidikan nonformal.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ramadhan dan Skill Berbagi

15 April 2021   15:25 Diperbarui: 15 April 2021   15:35 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo: Ensiklopedi Islam


"Ya Allah, karuniakan kepadaku di bulan ini pemahaman dan kecerdasan. Jauhkan aku dari kebodohan dan kejahilan. Anugerahkan padaku dari setiap kebaikan yang Engkau turunkan di bulan ini. Wahai yang Maha Dermawan dari segala yang dermawan." (Dikutip dari twitter @katakangjalal)

Pada hari-hari awal Ramadhan, layar HP-ku diramaikan oleh kiriman teman yang isinya "meminta" untuk membubuhkan tanda like, comment, dan subscribe pada video yang mereka buat. Aku tentu mengiyakan dan melakukannya dengan senang hati. Kapan lagi memberi kebahagiaan pada teman, pikirku. Mumpung bulan puasa amal kebaikan dilipat gandakan balasannya oleh Allah SWT.

Dalam tayangan yang dikirimnya, teman pertama merekam putri kecil mereka menghapal satu surat dalam Juz Amma. Mutiara, nama sang putri, mengumandangkan Surat Al Ala dengan lancar. Ekspresi lucu anak 6 tahun ini tertangkap lensa. Sesekali ia berhenti mengumandangkan ayat suci. Matanya menerawang, seperti sedang mengingat-ingat.

Teman yang kedua hampir sama. Ia mengirim tayangan tentang Azka, anak kelas 2 SD, sedang berpidato singkat menyambut bulan Ramadhan. Ia mengikuti kontes pidato di sekolahnya. Terlihat bila ia begitu bersemangat. Sepanjang pidato, nada pembicaraannya keras tak pernah menurun.  Marhaban ya Ramadhan, diucapkan Azka lantang mengakhiri pidato.

Mutiara dan Azka mengisi ibadah puasa bulan Ramadhan ini dengan menambah ilmu. Mereka mengikuti satu kegiatan bernama Pesantren Ramadhan. Sebagaimana pengertian pesantren yang kita kenal, dalam Pesantren Ramadhan mereka dididik dan diperkaya pengetahuannya dalam bidang agama.

Bulan Ramadhan adalah saat yang tepat untuk menambah wawasan, memperkaya pengetahuan, utamanya pengetahuan agama. Seperti Mutiara, di bulan ini kita memiliki waktu yang leluasa untuk menyegarkan kembali pemahaman akan kitab suci Al Quran. Kesempatan untuk menghapal ayat-ayat suci demikian lapang. Betapa tidak, sebagai pekerja kita mendapat pengurangan jam kerja. Terlebih saat ini kita masih dalam suasana belajar dan bekerja dari rumah.

Melebar sedikit, di bulan ini juga kita memiliki kesempatan yang tak kalah luas untuk melakukan hal yang lain. Ananda Azka memberi kita inspirasi. Bahwa di bulan Ramadhan ada baiknya kita manfaatkan untuk melatih kemampuan kita dalam berbagai hal. Dengan indah Azka mencontohkan dalam hal berkomunikasi, kemampuan bersosialisasi, menjalin persahabatan dengan orang lain.

Ramadhan bulan yang mulia. Di dalamnya terdapat beragam keutamaan. Di bulan ini, tertulis dalam sebuah hadis, nafas kita dihitung tasbih, tidur kita dihitung ibadah dan amal kebaikan kita dilipat gandakan ganjarannya. Tentu teramat sayang bila bulan Ramadhan berlalu, tanpa kita isi dengan sebaik baiknya.

Menambah Skill

Ada banyak cara dalam mengisi bulan Ramadhan dengan kegiatan yang bermanfaat. Satu diantaranya adalah kegiatan menulis. Ramadhan terasa ideal untuk menambah "jam terbang" menulis. Waktu menulis yang bertambah akan meningkatkan pula skill menulis kita.  Hal ini yang sedang aku lakukan.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis, "Kompasiana" menyediakan ajang yang tepat. Ajang itu adalah "Samber THR" yang diikiuti sebagian Kompasianer (penulis di Kompasiana). Dalam ajang ini, kita dituntut untuk dapat menulis setiap hari dalam tempo hampir sebulan. Kita ditantang untuk dapat menyajikan karya tulis sesuai tema yang diberikan.

Ramadhan juga adalah momen untuk meningkatkan "skill" rohani kita. Bulan puasa menyediakan kesempatan untuk berbagi, mengasihi sesama. Kenanglah dengan rasa haus dan laparmu, penderitaan orang lain, demikian bunyi sebuah hadis. Merekalah orang-orang yang kurang beruntung dalam hidup. Kaum fakir, miskin, dan dhuafa.

Marilah kita jadikan ibadah puasa yang baru bergulir ini sebagai ajang untuk menambah kemampuan kita berempati. Marilah kita meningkatkan perkhidmatan pada sesama. Karena Ramadhan selain memilki aspek ibadah, juga memiliki aspek sosial. Kepedulian pada nasib sesama begitu ditekankan pada orang yang berpuasa. Berpuasa dan berbagilah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun