Mohon tunggu...
Ivan Ruly
Ivan Ruly Mohon Tunggu... -

siap, bermimpi dan mewujudkannya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Musik Bukan Melulu Soal Perut. Silahkan Setuju Atau Tidak

30 April 2010   12:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:29 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

mungkin sudah ratusan kali tulisan tentang bagaimana kinerja industri musik kita. tapi saya masih saja penasaran, apa iya industri musik kita tidak bisa diselamatkan? apa iya tidak ada yang mau atau berani untuk sedikit merubah pakem baru bila ingin menjadi band tenar? apa iya sekarang hanya ada lagu melambai yang malah bagi saya mengendorkan gender pria dan wanita? apa iya pemerintah tidak mau peduli soal kualitas musik negeri ini? apa iya televisi sekarang malah tidak memberi pilihan? apa iya pemuda kita sebegitu bodohnya hingga mau maunya mengikuti sebuah keanehan melodi standart dan lirik lirik tidak mendidik?

saya heran, dengan kuping masyarakat kita. disaat (katanya) akses informasi menjadi sekian mudahnya, tapi kenapa mereka pantas untuk diam saja?

pernah ada sebuah obrolan dimana saat itu saya bertanya bagusan mana W*li dengan Efek Rumah Kaca? ada yang jawab begini, yang penting w*li bisa kaya dan umroh 4 kali. saya malah bingung mau komentar apa. kok sampai begitunya musik dihancurkan hanya berdasar materi?  mana dedikasi seorang musisi terhadap musik?

oke, kalau kita kembali ke formula selera, baik. saya nyerah. tapi masak media kita tidak mau menampilkan sebuah kualitas musik yang siapa tahu bisa menjadi alternatif pilihan disaat gegap gempita melodi yang sama dan lirik patah hati? acara musik tv pagi hari, bahkan penontonnya pun dibayar. artis nya? seperti tidak berdosa saat melakukan lipsing. sepertinya telinga kita telah dijejali dan sudah terlalu biasa mendengar bebunyian seperti itu. pilihan. kita tidak mendapat pilihan. itulah kenapa kita harus mencari pilihan tersebut. halo? akses informasi segampang menyulut rokokmu kawan.

soal dedikasi. saya kurang begitu mengerti tentang hal ini. tapi secara logika bukanlah musisi harus lebih mementingkan musiknya daripada uangnya? kalau memulu soal perut, mau ditaruh dimana musik negeri ini? cetakan uang?

ada sebuah lirik lagu dari Superglad, dimana album baru mereka mencerminkan kemarahan terhadap kelakuan industri musik, pelakunya dan antek anteknya (baca:band). didalam salah satu lagu yang bejudul Berani-Beraninya, superglad menyanyikan kurang lebih seperti ini; ""Berani beraninya kau menyanyikan lagu murah di negeri ini, berani beraninya kau berkarya yang tidak membuat kami bangga". cermati saja kata murah dan bangga. murah karena? semuanya sama. buat lirik kampung, attitude sok rockstar yang seperti punya masalah dengan kehidupannya, buat saja melodi yang ear listening di refrrain nya, cukup untuk 30 detik. boom. welcome money! bangga? banyak yang bisa dibanggakan dari pegiat seni musik di Indonesia daripada band band yang menyembah cinta dan uang seperti tuhan mereka (saya yakin mereka sebenarnya tidak mencintai negeri ini). junksound award, apa ada band kacangan disitu? 9 dari 10 kategori dimenangkan musisi indonesia. kita punya pahlawan blues. kita punya band yang menjadi salah satu terbaik di myspace. kita punya wakil untuk PEACE Amnesty International Album.  kita punya band yang dikontrak negara lain dengan lingkup penjualan dan apresiasi yang lebih BAIK!! kita punya begitu banyak macam genre musik yang dimainkan dengan sempurna. kita punya pahlawan musik dengan lirik lirik mendidik.

apa yang salah dengan negeri ini dan musiknya? bukankah aneh bahwa negara ini perlu membuat Indonesia Cutting Edge Music Award? Indonesia music award? bukankah semua band di Cutting Edge Award tersebut juga band indonesia? kenapa harus dipisah?

bukankah ironis bila sebuah negara yang kepala negaranya membuat 3 album musik malah membiarkan musik murah menjejali negeri ini?

silahkan setuju atau tidak. musik yang anda dengar adalah pilihan dari hak anda. tapi setelah anda memilih apa yang anda dengar, coba tanyakan ke nurani anda bagaimana kualitasnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun