Mohon tunggu...
ivan mima
ivan mima Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bangkitkan UMKM Jamu di Tengah Pandemi, Mahasiswa KKN-T UNIPMA Melakukan Penanaman Toga

11 Februari 2021   14:10 Diperbarui: 11 Februari 2021   14:27 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto mahasiswa KKN-T Unipma bersama pemilik usaha jamu instan "Amini" (Dokpri)

Sayutan (9 Februari 2021). Di masa pandemi COVID-19 ini, tidak sedikit sektor ekonomi yang mengalami penurunan. Dampak pendemi COVID-19 ini juga dialami oleh Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Penurunan tersebut tidak pandang bulu, usaha makro dan mikro pun merasakan penurunan omset mereka, banyak yang harus gulung tikar, dan memutar otak agar usahanya tidak merugi.

Sesuai dengan poin Tri Dharma Perguruan Tinggi, tentang pengabdian masyarakat, Universitas PGRI Madiun mengadakan program KKN Tematik Bakti Negeri. Kegiatan ini dimulai pada tanggal 5 Januari 2021 sampai  15 Februari 2021. Karena melaksanakan KKN Bakti Negeri ini, Universitas PGRI Madiun memilih metode yang efisien dan tetap mematuhi protokol kesehatan, karena KKN ini dilaksanakan di masa pandemi, tetapi hal tersebut bukan menjadi alasan bagi kita untuk tidak produktif dalam melaksanakan kegiatan, kita harus bisa menyesuaikan diri dan hidup berdampingan selama masa pandemi ini masih berlanjut, salah satunya dengan cara memathui protokol kesehatan, seperti menerapkan 5M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, Menjauhi kerumuman, Membatasi interaksi) KKN-T Bakti Negeri Universitas PGRI Madiun, dilakukan dengan metode blended, yaitu luring (luar jaringan) dan daring (dalam jaringan). Pemilihan metode tersebut sebagai salah satu cara dari UNIPMA untuk melindungi mahasiswa dan menjaga desa yang akan dijadikan daerah KKN oleh mahasiswa UNIPMA.

KKNT-BN dilaksanakan di beberapa wilayah Karisidenan Madiun, salah satunya di Desa Sayutan, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, yang dibimbing oleh Bapak Andi Rahman Putera, S.Kom., M.M.S.I. Anggota kelompok 12 ini antusias dalam melaksanakan program KKN di Desa Sayutan.

Dalam penyusunan program KKNT-BN ini, sebelum terjun langsung dalam kegiatan tentunya ada berbagai kegiatan program kerja yang sudah dipersiapkan matang oleh mahasiswa kelompok 12, KKNT. Salah satu dari program tersebut, yaitu penanaman toga. Kegiatan tersebut dilaksanakan tanggal 15 Januari 2021. Tanaman toga yang ditanam oleh mahasiswa antara lain, adalah kunyit, jahe, temulawak, dan sereh. Tujuan dari penanaman toga adalah, melestarikan dan memanfaatkan tanaman yang ada di sekitar sebagai pelengkap obat-obatan secara tradisional, dan berguna sebagai  pelengkap bumbu masakan. Dan titik fokus pelaksanaan program kerja penananman toga adalah, untuk membangkitkan UMKM jamu instan  “Amini” yang berada di Desa Sayutan.

Foto penanaman toga oleh mahasiswa KKN-T (Dokpri)
Foto penanaman toga oleh mahasiswa KKN-T (Dokpri)
Salah satu UMKM yang dimiliki Desa Sayutan yaitu jamu instan “Amini” milik Ibu Parmi, nama produk jamu yang dibuat oleh Bu parmi adalah jamu instan “Amini”, berharap nama produk tersebut membawa berkah, tidak asal Ibu Parmi memilih nama untuk produknya. Nama “Amini” sendiri berasal dari akronim nama suami, Ibu Parmi, dan anaknya. Jamu instan “Amini” sudah berproduksi sejak tahun 2014. Akan tetapi, jamu instan yang diproduksi hanya serbuk jahe saja. Tetapi seperti yang kita tahu, pada awal pandemi, banyak sekali masyarakat yang berbondong-bondong membeli jamu tradisional yang sudah dikenal dengan khasiatnya. Karena dipercaya dengan mengonsumsi jamu-jamu tersebut akan menambah imun atau kekebalan tubuh. Berawal dari situasi pendemi itu-lah Ibu Parmi (pemilik jamu instan “Amini”) melihat peluang yang sangat besar untuk meningkatkan UMKM di Desa Sayutan, yang akhirnya Ibu Amini membuat berbagai macam serbuk jamu isntan yang tidak hanya jahe saja. Bu Parmi menambah varian jamu lainnya seperti jahe, lengkuas, sereh, kencur, kunyit dan temulawak.

Kelebihan dari jamu instan “Amini”, adalah bahan-bahan yang ditanam sendiri oleh Ibu Amini, dan diproduksi sendiri dengan cara tradisional, pembeli pun bisa memesan menggunakan gula merah atau putih, komposisi dari jamu yang akan dipesan juga dapat dicampur sesuai pesanan. “Cara pembuatan jamu ini  dengan cara memarut bahan-bahan, kemudian diambil sarinya lalu direbus hingga mendidih dan dicampur gula. Pembuatan ini membutuhkan waktu selama 2 jam sampai berubah menjadi bubuk jamu.” Jelas Bu Parmi kepada mahasiswa KKNT di Desa Sayutan.  Dalam sekali produksi, Bu Parmi mampu menghasilkan kurang lebih 14 kemasan (150 gram). Jamu instan “Amini” mempunyai dua jenis kemasan, yang pertama adalah kemasan plastik ziplock (150 gram) yang dapat menjaga kualitas produk, dan yang kedua adalah kemasan cepuk (140 gram).

Walaupun proses pembuatan jamu ini masih dilakukan Bu Parmi sendiri, tanpa karyawan, dan tanpa alat-alat yang sangat modern, dan tidak kalah saing dengan jamu serbuk yang lain, produk jamu bu Parmi, ini memiliki daya tahan hingga 8 bulan jika tidak terkena air, jika produk ingin bertahan lebih lama bisa dimasukkan ke dalam lemari pendingin.

Pemasaran produk ini Bu Parmi hanya melakukan lewat media sosal WhatsApp dan menitipkan ke satu toko dengan menggunakan kemasan plastik. Maka dari itu Mahasiswa Universitas PGRI Madiun membantu UMKM jamu Bu Parmi, ini dengan cara memasarkannya melalui media sosial WhatsApp, Facebook dan Instagram, mahasiswa juga mengajarkan bagaimana mengoprasikan media sosial tersebut, agar ketika mahasiswa sudah selesai melaksanakan tugas KKN, Ibu Parmi tetap bisa memasarkan produk jamu tersebut. Kelompok 12 ini juga memberikan plang serta banner di rumah Ibu Parmi, agar konsumen lebih mudah mengetahui tempat produksi jamu “Amini”. Selain itu Mahasiswa UNIPMA menginovasikan kemasan jamu dan memberikan stiker pada produk, karena sebelumnya hanya kemasan plastik biasa.

Dengan adanya inovasi dari mahasiswa KKNT kelompok 12 UNIPMA, diharapkan UMKM Ibu Parmi dapat berjalan dengan baik dan pemasarannya lebih luas, agar dapat meningkatkan penjualan produk.

Foto kemasan produk jamu instan
Foto kemasan produk jamu instan "Amini" terbaru (Dokpri)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun