Mohon tunggu...
ivan adilla
ivan adilla Mohon Tunggu... Guru - Berbagi pandangan dan kesenangan.

Penulis yang menyenangi fotografi.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Patahan Mesin Ketik

4 Mei 2021   08:40 Diperbarui: 4 Mei 2021   08:43 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara itu, saya mulai senang mengetik surat dan catatan-catatan yang menurut saya penting. Apalagi sejak beberapa hari terakhir saya mendapat order mengetik di kertas stensil, yang akan digunakan untuk mencetak buku pelajaran. Bayarannya juga lumayan. Makin tak betahlah saya menghadapi tata buku yang rumit itu. Akhirnya, saya tidak menyelesaikan seluruh pelajaran di lembaga kursus itu. "Niat saya belajar mengetik, bukan belajar tata buku", kata saya menghibur diri.

Sejak bisa mengetik, kepala sekolah sering meminta saya mengetik surat-surat dan laporan untuk keperluan sekolah. Kepala sekolah kami adalah orang yang telaten dan rapi dalam adminitrasi. Ketikan surat tidak boleh salah atau ditip-ex. Semua harus rapi dan bersih. Beliau selalu memeriksa seluruh hasil ketikan dengan cermat. Kalau ada yang salah atau kurang rapi, langsung disuruh perbaiki. Lama-lama saya menjadi terbiasa dengan cara kerja kepala sekolah untuk bekerja dengan rapi. Hasilnya, saya makin banyak juga mendapat tambahan pekerjaan untuk mengetik di atas kertas stensil. Saat menamatkan sekolah itu, saya memiliki sedikit tabungan dari gaji sebagai penjaga sekolah dan kerja mengetik.

Saya sungguh beruntung bertemu Pak Bachtiar Hasan, kepala sekolah di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Kauman, Padangpanjang itu. Beliau mengajarkan bagaimana mengubah kesulitan menjadi peluang. Jalan keluar yang beliau tawarkan membuat saya jadi terampil mengetik. Keterampilan itu membawa saya pada dunia jurnalistik dan akhirnya menyenangi dunia penulisan. Keterampilan kecil itu ternyata mampu mengubah jalan hidup saya. Laptop dan ponsel bisa saja mengubur mesin ketik di ruang sejarah. Namun keterampilan mengetik masih selalu terpakai. Menulis artikel ini adalah bentuk rasa syukur atas keterampilan mengetik yang (pernah) saya miliki. 

Sebuah kelompok pemusik jalanan sedang beraksi di Malioboro, Yogyakarta. Foto oleh Ivan Adilla
Sebuah kelompok pemusik jalanan sedang beraksi di Malioboro, Yogyakarta. Foto oleh Ivan Adilla
 


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun