Mohon tunggu...
ivan adilla
ivan adilla Mohon Tunggu... Guru - Berbagi pandangan dan kesenangan.

Penulis yang menyenangi fotografi.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Patahan Mesin Ketik

4 Mei 2021   08:40 Diperbarui: 4 Mei 2021   08:43 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Pusat Keterampilan Taman Kemadjuan terletak di jalan arah ke Padang, sekitar 4 km dari sekolah kami. Berjalan kaki saya menuju tempat itu menjinjing mesin ketik sekolah. Setelah menunjukkan kerusakan mesin ketik itu, saya diberi selembar kertas tanda terima dan biaya perbaikan. Setelah itu saya menanyakan biaya kursus mengetik 10 jari dengan mata tertutup.

 Esoknya saya melapor pada kepala sekolah sambil menyerahkan surat untuk perbaikan mesin.

"Jadi, berapa biaya kursus mengetik itu?"

"Rp. 7.500, Pak".

"Kalau begitu, bulan depan kamu mulai kursus di sana"


"Tapi saya tak punya uang untuk membayar biayanya.."

"Gaji kamu di sini sebulannya Rp.2.500,- Nah bulan depan, kamu sudah dua bulan bekerja di sini. Jadi sudah ada simpanan Rp.5000. Kurangnya, Rp.2500 dibayar dengan gaji kamu bulan berikutnya.."

Bulan berikutnya kepala sekolah memberi uang Rp.7.500 untuk membayar kursus mengetik. Hari yang sama saya mulai kursus keterampilan itu. Kursus itu dilakukan tiap sore. Setiap hari sepulang sekolah saya berjalan kaki ke tempat kursus. Padangpanjang kota yang sejuk. Berjalan kaki sejauh 8 km tidak terasa melelahkan. Kegiatan baru itu amat menyenangkan. Sepulang kursus, saya berlatih di sekolah menggunakan mesin ketik sekolah yang telah diperbaiki. Ah, iya, gaji saya ternyata dibayar penuh, tidak dipotong untuk biaya kursus.

Dalam waktu dua minggu, saya telah mampu mengetik 10 jari tanpa melihat ke arah mesin. Macam macam saja yang saya ketik untuk memahirkan latihan. Sejak catatan pelajaran, isi buku yang menurut saya menarik, juga isi majalah koleksi sekolah.

Minggu ketiga belajar mengetik, saya mulai diajarkan tata cara menulis surat-surat resmi. Minggu keempat mulai memasuki tata buku. Nah, di pelajaran akhir ini saya sama sekali tidak betah. Mata saya tak betah melihat urutan angka. Ada saja angka atau tanda titik yang terlewatkan. Mengetik tata buku itu butuh konsentrasi tinggi. Satu saja tanda titik tertinggal atau berlebih, maka akhir baris itu akan menjadi salah. Kesalahan itu akan berdampak pada baris berikutnya sehingga hitungan menjadi keliru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun