Mohon tunggu...
Ivana Deva
Ivana Deva Mohon Tunggu... Mahasiswa - undergraduate literature student

Mengkhususkan penulisan konten di bidang humaniora dan (mungkin) sedikit tips investasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Lenong Betawi Masa Kini: Sebuah Bagian dari Sejarah Penyelamatan Tradisi Betawi

5 Juli 2021   03:15 Diperbarui: 6 Juli 2021   15:02 1482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banner ala-ala | Dok. Pribadi

Lenong Betawi Modern: Manifestasi Perekaciptaan Tradisi Lisan

Salah satu kelompok Lenong Betawi yang berhasil bertahan sampai saat ini adalah grup Lenong Betawi Mekar Baru. Kelompok lenong yang didirikan oleh Haji Bolot ini cukup populer karena kerap diundang untuk memeriahkan acara-acara hajatan seperti pernikahan dan sunatan.

Meskipun pertunjukan pertunjukan lenong yang diusung grup Mekar Baru ini merupakan modernisasi dari lenong tradisional, tetapi karakter tradisi lisan di dalamnya tidak serta-merta hilang.

Unsur-unsur tradisi dan kelisanan masih terlihat pada aspek-aspek seperti penurunan dan penyebaran yang dilakukan secara lisan melalui pertunjukan, interaksi langsung para pemain dengan penonton di tempat dan waktu yang sama, dominasi kelihaian para pemain dalam membangun monolog maupun dialog spontan, serta penggunaan gambang kromong yang mengiringi nyanyian, tarian, dan lawakan.

Kesimpulan: Proses Rekacipta Membantu Mencegah Tergerusnya Kesenian Daerah

Seperti yang telah saya utarakan sebelumnya, perubahan tak selamanya berkonotasi negatif. Pergeseran selera masyarakat harus diikuti jika kita betul-betul ingin menjaga eksistensi suatu tradisi. 

Keberhasilan proyek rekacipta tradisi Betawi pada 1970 lalu menjadi bukti bahwa perubahan juga mendatangkan manfaat. Rekacipta tradisi bukan bertujuan untuk menghilangkan nilai-nilai tradisi di dalamnya, tetapi bermanfaat untuk melestarikan sekaligus berusaha mengikat tradisi dengan kebutuhan masyarakat.

Daftar Referensi:

Kleden-Probonegoro, Ninuk. (1996). Teater Lenong Betawi: Studi Perbandingan Diakronik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia dan Yayasan Asosiasi Tradisi Lisan.

Shahab, Yasmine Zaki. (2004). Identitas dan Otoritas: Rekonstruksi Tradisi Betawi. Depok: Laboratorium Antropologi FISIP-UI.

Sibarani, Robert. “Pendekatan Antropolinguistik terhadap Kajian Tradisi Lisan”. RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No. 1 April 2015, 1-17.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun